KABARIKA.ID, MAKASSAR — Universitas Hasanuddin bersama Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) sepakat kerja sama dalam bidang kelautan dan perikanan. Kesepakatan tersebut tertuang dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Rektor Unhas,Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc dan Direktur Korea MTCRC Mr. Hansan Park.
Penandatanganan MoU berlangsung mulai pukul 11.30 Wita secara luring di Ruang Rapat A, Lantai 4 Gedung Rektorat Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar, Selasa (2/8/2022).
Turut hadir Direktur Indonesia MTCRC, Ivonne M. Radjawane, Ketua Korea-Indonesia MTCRC Badan Pengawas, Safri Burhanuddin, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Kepala Kantor Sekretariat Unhas, serta jajaran pimpinan Unhas maupun MTCRC lainnya.
Mengawali kegiatan, Hansan Park dalam sambutannya menyampaikan bahwa Unhas merupakan salah satu universitas terdepan di Indonesia khususnya Indonesia Timur. Kualitas pendidikan dan pengajaran dengan kurikulum yang sangat kredibel terlihat jelas, termasuk litbang yang unggul khususnya bidang kemaritiman, kelautan dan perikanan.
“Kami mengetahui bahwa FIKP (Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan) merupakan salah satu fakultas yang mempunyai fasilitas yang sangat baik. Pengajar yang mendunia, dan telah melahirkan banyak lulusan-lulusan yang mumpuni dan membangun jejaring baik lingkup nasional maupun internasional. Saya merasa gembira kedua institusi ini bisa berkolaborasi membentuk satu platform kerjasama, untuk mengembangkan program terkait kemaritiman,” jelas Mr. Hansan Park.
Lebih lanjut, Mr. Hansan Park mengatakan MTCRC adalah lembaga intergovernment, pusat riset di bidang Marine Science dan Teknologi, yang beroperasi atas kolaborasi dua negara, Indonesia dan Korea pada 2018 melalui Implementing Arrangement Kemenko Maritim dan Ministry of Ocean and Fisheries Korea.
Sebagai lembaga Intergovernment, MTCRC berperan sentral dalam menjaga hubungan baik kedua negara, antara lain sebagai fasilitator pertemuan bilateral seperti Ministrial Meeting antara Menko Marves dan Menteri Kelautan Korea, Bilateral Maritime Dialogue, Keberlanjutan MOU kemaritiman, dan sebagainya. Sejak beroperasi, MTCRC sangat aktif berkolaborasi dengan berbagai pihak.
“Ada beberapa sektor yang akan dikembangkan dengan adanya MoU ini yakni Ilmu dan Teknologi Kelautan, Perikanan, dan Teknologi Penginderaan Jauh termasuk Satelit Laut. Selanjutnya saya berharap kolaborasi ini kita jaga bersama dan berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Memberikan manfaat bagi banyak pihak khususnya untuk kemajuan kemaritiman,” tutup Mr. Hansan Park.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Unhas Prof. JJ menyampaikan apresiasi dan ungkapan terima kasih untuk kolaborasi tersebut. Menurutnya, ini merupakan momentum untuk semakin memperkuat kawasan maritim Indonesia, khususnya Indonesia Timur. Unhas secara berkelanjutan mempunyai komitmen bergerak dalam menjaga dan mengoptimalkan potensi maritim Indonesia dengan kolaborasi berbagai pihak.
“Bidang kemaritiman merupakan hal krusial yang harus mendapatkan perhatian bersama. Sektor kelautan dan perikanan secara umum merupakan bagian yang bisa mendorong perekonomian masyarakat. Dibutuhkan pengelolaan yang baik dan berkelanjutan agar kemaritiman bisa dioptimalkan dan memberikan dampak bukan hanya bagi Indonesia maupun Korea. Tapi kepada dunia secara umum. Untuk itu, kolaborasi berbagai pihak sangat dibutuhkan,” jelas Prof. JJ.
Gabungan teknologi dan ilmu kelautan perikanan dan didukung dengan para peneliti dari Kampus Unhas bersama Korea, Bio-Diversity sumber daya alam Indonesia, dan fasilitas-fasilitas lainnya merupakan sebuah kolaborasi internasional yang luar biasa dan akan berdampak positif bagi banyak pihak.
Secara umum, Korea dan Indonesia MTCRC merupakan pusat penelitian bersama antar pemerintah di bidang Ilmu dan Teknologi Kelautan antara Korea yang diwakili oleh KIOST (Korea Institute of Ocean Science and Technology). Atas nama MOF (Ministry of Oceans and Fisheries) dan Indonesia yang diwakili oleh ITB dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang bertujuan untuk memperkuat dan mempromosikan kerjasama praktis di bidang ilmu dan teknologi kelautan antara kedua negara. (rls)