KABARIKA.ID, MAKASSAR- Perwakilan dari Kedutaan Besar Belanda di Indonesia berkunjung ke Makassar, Sulawesi Selatan dan secara khusus melakukan diskusi dengan pimpinan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Hasanuddin menjajaki kerjasama bidang ekonomi, senin (14/4/2025) di kampus Tamalanrea.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Hadir pada kunjungan tersebut Andriaan Palm (Deputy Head of Mission and Head of Economic Department), Michael Mackloet (First Secretary Economic Affairs), Indy Kateriamalia (Senior Economic Affairs Officer).
Rombongan petinggi Dubes Belanda tersebut diterima jajaran pimpinan fakultas, Prof. Dr. Abd. Rahman Kadir, SE., M.Si (Dekan), Prof. Dr. Mursalim Nohong, SE., M.Si (Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan), Dr. Shinta Dedy Tikson (Penanggungjawab International Office FEB), Andi Aswan, SE.,MBA.,Ph. D (Ketua Departemen Manajemen).

Andriaan Palm menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk perkenalan serta diskusi terkait potensi kerjasama ekonomi dengan Belanda. Dalam pandangan mereka, Makassar khususnya dan Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah yang berkembang pesat di Indonesia sehingga memiliki daya tarik terutama bagi pemerintah Belanda.
Dari sisi sejarah, kerjasama Makassar dengan Belanda telah terjalin sejak dulu melalui Perjanjian Bongaya pada tahun 1667, setelah berlangsungnya perang Makassar.
Sementara Wakil Dekan I, Mursalim Nohong menyampaikan bahwa kerjasama Makassar dengan Belanda berlanjut ketika Pemerintah Kota Makassar menjajaki kerja sama dengan pemerintah Kerajaan Belanda dalam bidang perikanan, energi dan pertanian sejak beberapa tahun terakhir.
“Keahlian yang dimiliki oleh pemerintah Belanda di bidang maritim, pengelolaan air, pengelolaan limbah, pertanian dan konsultan tentu menjadi alasan rasional untuk mengembangkan kerjasama diluar bidang pertanian, perikanan dan energi,” ujarnya.
Selanjutnya, Adriaan Palm juga menjelaskan concern mereka terhadap isu keberlanjutan yang saat ini menjadi bagian penting dalam pengembangan bisnis dan ekonomi suatu wilayah.
Menurutnya, perkembangan kota Makassar dan Sulawesi Selatan sebutlah misalnya New Port Makassar, geliat pertambangan di beberapa wilayah mengharuskan seluruh pihak ikut berkontribusi agar masa depan daerah ini tetap menjadi bagian penting dari negara-negara di dunia khususnya Belanda yang sangat peduli terhadap issu keberlanjutan.
Menimpali pernyataan Adriaan Palm, Mursalim Nohong, menerangkan temuan dari penelitian yang telah dilakukan terkait dengan pengelolaan sampah sebagai salah satu point dalam issu keberlanjutan.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampah tidak saja menjadi permasalahan saat ini tetapi juga ancaman di masa yang akan datang sehingga pemerintah harus memberikan insentif selain penguatan regulasi,” lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama, Dekan Prof. Dr. Abd. Rahman Kadir menyambut baik kunjungan tim duta besar pemerintah Belanda. Dekan FEB dua periode tersebut mengajak pemerintah Belanda melalui Adriaan Palm untuk berpartisipasi dalam pengembangan pendidikan ekonomi dan bisnis di Universitas Hasanuddin.
“Kerjasama bisa ditindaklanjuti melalui kegiatan sharing session pendidikan dan pembelajaran termasuk kerjasama riset dengan pemerintah dan institusi pendidikan yang ada di Belanda,” katanya.
Selanjutnya kerjasama pemerintah Indonesia dengan Belanda yang telah terjalin lama juga dipertegas oleh Andi Aswan, sebagai salah seorang dosen FEB Unhas yang pernah mengenyam pendidikan di Belanda.
Ia menguraikan bagaimana perhatian pemerintah Belanda terhadap masyarakat Indonesia khususnya dalam bidang pendidikan melalui short course, pendidikan lanjut magister dan doktor dengan beasiswa pemerintah Belanda.
Hadir pula menerima kunjungan tersebut, Dr. Shinta Tikson, pengelola international office FEB Unhas yang menyambut baik kedatangan mereka. “Kunjungan ini menjadi stimulus dalam pengembangan kelas berbahasa internasional di fakultas,” tuturnya.
Menurut Shinta, dengan kerjasama yang akan dijalankan akan menambah referensi bagi mahasiswa FEB Unhas untuk mengikuti kegiatan summer course dan studi lanjut selain yang telah ada selama ini seperti Malaysia, Australia, USA, Jepang dan Italia.
Pada bagian akhir pertemuan yang berlangsung sekira dua jam tersebut, Indy Kateriamalia menyampaikan rencana kunjungan mereka selanjutnya pada bulan Juni 2025. Kesempatan tersebut akan dimanfaatkan oleh pimpinan FEB Unhas untuk melakukan kegiatan Kuliah Umum bagi mahasiswa dan dosen serta mengundang pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kota Makassar sebagai narasumber dan peserta.
Harapannya dari kegiatan ini akan lahir peta potensi kerjasama yang akan memberikan manfaat lebih besar bagi kedua belah pihak. ***