KABARIKA.ID, MAKASSAR– Universitas Hasanuddin (UNHAS) menggelar Rapat Koordinasi Universitas yang fokus pada pengembangan Kelas Internasional dan Program Double Degree/Joint Degree.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rapat ini berlangsung pada Selasa (15/4/2025) pukul 16.00 WITA di Ruang Rapat Senat Lantai 2 Gedung Rektorat UNHAS, dihadiri oleh seluruh Dekan, pejabat di bidang Akademik dan Kemahasiswaan, serta perwakilan dari berbagai lembaga terkait.

Dalam rapat tersebut, Rektor UNHAS, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc, menekankan pentingnya memberikan eksposur internasional kepada mahasiswa.

Saat ini, UNHAS memiliki 233 program studi untuk jenjang S1, S2, S3, profesi, dan spesialis, di mana 83 di antaranya telah terakreditasi internasional. Namun, baru 16 program studi yang memiliki kelas internasional aktif, dan hanya 4 program Double Degree/Joint Degree yang terjalin dengan universitas luar negeri. Dari jumlah tersebut, hanya satu program Double Degree Unhas yang terdaftar dalam skema pendanaan beasiswa LPDP.

“Salah satu tantangan dalam penyelenggaraan Double Degree atau Joint Degree adalah pembiayaan. Saya berharap semua fakultas dapat bekerja sama untuk memenuhi kriteria agar dapat masuk dalam skema beasiswa LPDP. Selain itu, kita perlu membuka peluang pembiayaan dari Unhas dan fakultas-fakultas, baik secara penuh maupun berbagi dengan universitas mitra,” urai Prof. JJ.

Kelas internasional sangat penting untuk memberikan pengalaman global kepada mahasiswa, sebagai bagian dari upaya membekali mereka agar kompetitif di pasar global. UNHAS telah memiliki Pedoman Pelaksanaan Kelas Internasional yang perlu segera diimplementasikan.

“Dengan kerja cerdas dan efisien, kita dapat memaksimalkan potensi ini. Mahasiswa yang terlibat dalam kelas internasional akan memiliki keistimewaan untuk mengikuti berbagai kegiatan bertaraf global,” tambah Prof. JJ.

Direktur Transformasi Pendidikan dan Inovasi Pembelajaran (TransDiva) Unhas, Dr. Sahriyanti Saad, S.Hut., M.Si, menjelaskan bahwa saat ini Unhas memiliki 305 mahasiswa asing dari 46 negara. Kehadiran mahasiswa internasional ini menjadi potensi untuk membuka lebih banyak program Double Degree/Joint Degree.

“Kita telah memiliki mekanisme dan prosedur yang aplikatif bagi setiap program studi di Unhas, khususnya yang telah memiliki Kelas Internasional, untuk melaksanakan Double Degree atau Joint Degree. Setiap unit, mulai dari program studi, fakultas, hingga universitas, memiliki peran yang jelas. Kini, tinggal kita koordinasikan dan kolaborasikan,” jelas Sahriyanti.

Sahriyanti juga memaparkan progres pembukaan Double Degree/Joint Degree di UNHAS, yang terdiri dari beberapa tahapan, antara lain:

1. Inisiasi, Diskusi Internal, dan Penandatanganan MoU (25 prodi).
2. Diskusi dengan mitra (5 prodi).
3. Penyusunan kurikulum bersama (3 prodi).
4. Penyusunan Memorandum of Agreement (MoA) (13 prodi).
5. Tanda tangan MoA (1 prodi).
6. Pelaksanaan/Implementasi (4 prodi).

Empat program studi di UNHAS yang telah mengimplementasikan Double Degree dan Joint Degree adalah:

1. Prodi S1 Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok, dengan Nanchang University (China), Joint Degree.
2. Prodi S1 Ilmu Hubungan Internasional, dengan University of Queensland (Australia), Double Degree.
3. Prodi S2 Perencanaan Wilayah Kota, dengan Toyohashi University of Technology (Jepang).
4. Prodi S2 Arsitektur, dengan Toyohashi University of Technology (Jepang).

Rapat koordinasi ini menjadi langkah strategis bagi UNHAS untuk memperkuat posisinya sebagai universitas berkelas dunia dan memperluas jejaring kerja sama internasional demi melahirkan lulusan yang unggul dan siap bersaing secara global. (*)