KABARIKA.ID, SIDRAP – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Pengabmas) dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin, yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Fakultas Keperawatan, melaksanakan kegiatan pengabdian di Kecamatan Panca Rijang, Kabupaten Sidenreng Rappang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dengan membawa perubahan positif dengan menyelenggarakan pelatihan demensia bagi siswa SMA Negeri 4 Sidrap, sebagai langkah strategis meningkatkan pemahaman dan empati generasi muda terhadap isu kesehatan mental yang kerap luput dari perhatian.
Pelatihan demensia ini diikuti oleh 52 siswa dan sejumlah guru, yang berlangsung dalam enam sesi, mulai dari pembukaan, pre-test, pemaparan materi, tanya jawab, post-test, hingga refleksi.

Kegiatan ini mengusung tema “Pelatihan Demensia sebagai Bentuk Pelibatan dan Peningkatan Kesadaran Publik pada Kelompok Usia Produktif di SMA Negeri 4 Sidrap”.
Kepala SMA Negeri 4 Sidrap, Kastams, S.Si, M.Pd., menyampaikan rasa terima kasihnya atas kontribusi Universitas Hasanuddin dalam meningkatkan pengetahuan siswa, terutama mengenai isu kesehatan mental.
Ia menekankan pentingnya pembahasan tentang demensia, yang sering kali terabaikan, padahal merupakan fenomena yang nyata di masyarakat.
“Pelatihan ini sangat relevan bagi siswa SMA, karena tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membangun empati sosial dan memperkuat kapasitas intelektual mereka sebagai generasi muda yang produktif,” ujar Kastams.
Harapannya, kegiatan ini dapat memberikan dampak berkelanjutan, di mana Tim Pengabmas Unhas akan terus memantau perkembangan mitra dan membuka ruang diskusi jika ada kendala dalam penerapan materi pelatihan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketua Tim Pengabmas, Akbar Harisa, S.Kep., Ns., PMNC., MN, menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang demensia serta menciptakan agen perubahan yang mampu mengurangi stigma sosial terhadap penderita demensia di masyarakat.
“Isu demensia sering kali diabaikan di kalangan usia produktif, padahal kesadaran sejak dini sangat penting sebagai langkah pencegahan dan penanganan lebih lanjut,” jelas Akbar, dikutip Sabtu (14/6/2025)
Demensia adalah istilah umum yang merujuk pada penurunan fungsi kognitif yang cukup parah sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Penurunan ini dapat mencakup ingatan, bahasa, pemecahan masalah, dan kemampuan berpikir lainnya, yang disebabkan oleh kerusakan pada sel saraf otak.
Akbar Harisa menambahkan bahwa stigma terhadap demensia sering kali menyebabkan eksklusi sosial. Oleh karena itu, melalui pelatihan ini, diharapkan siswa dapat menjadi agen yang peduli dan inklusif terhadap penderita demensia.
Program ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya target ke-3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) dan ke-4 (Pendidikan Berkualitas).(*)