KABARIKA.ID, JAKARTA — Presiden RI Prabowo Subianto membuka sekaligus memberikan pengarahan pada gelaran Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri Tahun 2025, Kamis sore (30/01/2025) di The Tribrata, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Rapim TNI-Polri 2025 yang diikuti 631 perwira tinggi dan menengah TNI-Polri ini, mengangkat tema, “Sinergisitas TNI-Polri Guna Mendukung Terwujudnya Asta Cita.”
Kehadiran Presiden Prabowo di arena Rapim TNI-Polri 2025, disambut oleh Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo selaku tuan rumah.
Juga turut menyambut, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, dan KSAU Marsekal TNI M. Tonny Harjono. Sedangkan Wakil Kepala Staf TNI AL Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldedharma, mewakili KSAL.
Kapolri Jenderal Listyo dalam laporannya menyampaikan bahwa pihaknya merasa terhormat karena Presiden Prabowo menyempatkan hadir dalam acara Rapim TNI-Polri tersebut.
“Di tengah-tengah padatnya kegiatan kenegaraan Bapak Presiden Republik Indonesia, berkenan hadir untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada perwira TNI-Polri guna menjadi bekal dalam menghadapi tantangan tugas ke depan,” ujar Kapolri Jenderal Listyo.
TNI-Polri Berkomitmen Dukung Program Asta Cita
Dalam laporannya, Kapolri juga memaparkan sejumlah pencapaian TNI-Polri pada Tahun 2024, dan menegaskan komitmen TNI-Polri untuk mendukung Asta Cita dan program-program prioritas pemerintah.
Peserta Rapim TNI-Polri 2025 ini terdiri dari 49 orang pejabat Mabes TNI, 148 orang pejabat Mabes Polri, 183 orang pejabat Utama dan Komandan Satuan TNI Angkatan Darat, 66 orang pejabat Utama dan Komandan Satuan TNI Angkatan Laut, 63 orang pejabat Utama dan Angkatan Udara, 36 orang kapolda dan seluruh jajaran, 75 orang Pati TNI-Polri di luar struktur, dan 11 Tepiksus TNI-Polri.
Waspadai Pelemahan TNI-Polri
Dalam pengarahannya, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya kekuatan militer dan kepolisian dalam menjaga kedaulatan suatu negara dari ancaman keamanan.
“Saudara-saudara harus tahu, kalau sebuah negara hendak dihancurkan, siap-siap lawan akan memperlemah tentara, polisi, dan intelijen,” ujar Presiden Prabowo.
Menurut Presiden, upaya pelemahan terhadap institusi pertahanan dan keamanan bisa menjadi strategi untuk menghancurkan suatu negara.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Prabowo mengapresiasi Panglima TNI, Kapolri, seluruh kepala staf, Pangdam serta jajaran kepolisian dari tingkat pusat hingga daerah atas kerja keras mereka dalam menjaga keamanan negara, meski menghadapi berbagai keterbatasan.
“Suatu institusi yang terdiri dari ratusan ribu orang tidak mudah untuk dibina, tidak mudah untuk dikendalikan,” tandas Presiden Prabowo.
Kepala Negara mengingatkan bahwa kegagalan suatu negara sering kali ditandai dengan kegagalan institusi militernya.
Presiden Prabowo menegaskan, tentara dan polisi memiliki peran strategis karena diberikan kewenangan khusus oleh negara untuk memegang monopoli penggunaan kekuatan fisik dan senjata. (*/mr)