Oleh Ahmad Musa Said,
Pengurus Divisi Keagamaan PP IKA Unhas
SEBAGAI umat Islam dan pengikut Nabi Muhammad SAW, memuliakan Rasulullah SAW adalah kewajiban kita. Selain memuliakan Nabi SAW, kita juga dianjurkan untuk memuliakan dan mencintai sahabat-sahabat nabi.
Sahabat Nabi SAW adalah orang yang bertemu Nabi Muhammad SAW, beriman kepadanya dan meninggal dalam keadaan beriman. Memuliakan sahabat nabi dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Pertama, mencintai mereka tanpa sikap ghuluw (berlebihan) dan tidak pula merendahkan mereka. Kita mencintai para sahabat karena mereka adalah sahabat sekaligus penerus risalah Nabi SAW, dan pembawa agama Allah Ta’ala karena dengan merekalah agama Allah Ta’ala sampai kepada kita dan karena mereka adalah orang-orang kecintaan, kesayangan, dan para penolong Rasulullah SAW.
Kedua, memuji mereka sebagaimana Allah Ta’ala dan Rasulullah SAW memuji mereka, dan menyebut kebaikan-kebaikan mereka, meskipun sebagai manusia biasa mereka tentu tidak luput dari kesalahan.
Ketiga, selalu mengucapkan, Radhiyallaahu anhu/anha/anhumaa/anhum (Semoga Allah meridai mereka) setiap kali nama mereka kita sebutkan, karena Allah Ta’ala telah meridai mereka semuanya, dan berdoa kebaikan kepada Allah Ta’ala untuk mereka, sebagaimana firman Allah SWT :
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Sahabat Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman, Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Hasyr [59]: 10)
Keempat, mengikuti pemahaman mereka dalam memahami al-Qur’an dan as-Sunnah, karena mereka hidup di saat-saat wahyu turun, dan mereka paling paham dengan maksud ayat dan hadits.
Rasulullah SAW bersabda : Berpegang teguhlah dengan sunnahku dan sunnah para Khulafâur-Râsyidin; pegang eratlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian. (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Mâjah).
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda : umatku terpecah menjadi 73 golongan; semuanya di neraka, kecuali satu”. Para sahabat bertanya: “Siapa yang (selamat) itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: Yang mengikuti aku dan para sahabatku. (HR Tirmidzi).
Kelima, tidak membenci, mencela dan menghina salah seorangpun sahabat. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, sehingga satu dengan lainnya tidak boleh saling mencela tanpa hak. Seorang muslim memiliki kehormatan yang tidak boleh dinodai.
Jika penghormatan ini berlaku untuk semua kaum muslimin, maka yang lebih utama lagi ditujukan kepada para pejuang Islam, para pembawa bendera sunnah Rasulullah SAW, para penebar dakwah tauhid yang telah banyak mendapat sanjungan dari Allah dan Rasul-Nya ysitu para sahabat Rasulullah SAW.
Abdullah bin Mubarak rahimahullah berkata: Dua perangai yang aku harapkan orang yang memilikinya akan selamat dan sukses, yaitu kejujuran dan cinta kepada sahabat Muhammad SAW.
Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata: Mencintai para sahabat nabi Muhammad SAW merupakan bekal yang aku simpan. Kemudian beliau berkata: Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati orang-orang yang mendoakan para sahabat Muhammad SAW, dan hal ini tidak akan muncul kecuali karena kecintaan terhadap para sahabat nabi Muhammad SAW.
Imam Abu ‘Abdillah bin Baththah al-Akburi rahimahullah berkata: Ahlus-Sunnah mencintai semua sahabat Rasulullah SAW sesuai dengan kedudukan dan tingkatan mereka, yang pertama dan yang kemudian, dari ahli Badar, Hudaibiyah, Bai’atur-Ridwân, dan Uhud. Mereka itu orang-orang yang memiliki keutamaan yang mulia dan kedudukan tinggi yang telah mendahului (kita) dengan kebaikan-kebaikan. Semoga Allah merahmati mereka semua.
Imam ath-Thahawi rahimahullah berkata: Kita mencintai para sahabat Rasulullah SAW dan tidak berlebihan dalam mencintai salah seorang di antara mereka, serta tidak membenci salah seorang pun di antara mereka. Kita membenci orang yang membenci dan yang menjelekkan mereka. Kita tidak menyebut para sahabat kecuali dengan kebaikan. Mencintai mereka merupakan agama, iman dan kebaikan. Sedangkan membenci mereka merupakan kekufuran, kemunafikan dan thughyân (tindakan melampaui batas).
Di antara salah satu bentuk memuliakan sahabat nabi adalah dengan memberikan anak-anak kita dengan nama-nama sahabat yang mulia, seperti Abubakar, Umar, Utsman, Ali, Zubair, Thalhah, Hasan, Husayn, Usamah dan nama lainnya untuk laki-laki, serta Khadijah, Aisyah, Fatimah, Zainab, dan lainnya untuk perempuan.
Dalam sebuah hadits shahih dari al-Mughirah bin Syu’bah RA dari nabi SAW, beliau bersabda, “Mereka dahulu suka memakai nama para nabi dan orang-orang shalih yang hidup sebelum mereka. (HR. Muslim no. 2135).
Demikianlah beberapa cara utama dalam memuliakan sahabat nabi. Tentu banyak cara lain dalam mengekspresikannya, dan kita berdoa semoga kelak kita dikumpulkan di surga bersama para nabi, syuhada dan orang-orang shalih dari sahabat dan keluarganya. Aamiin yaa rabbal aalamiin.