Site icon KABARIKA

Kesadaran Tauhid pun Bisa Berbahaya

Oleh Prof Khusnul Yaqin

SETELAH menulis beberapa refleksi tentang qalbu, ada salah seorang ustad yang menyodorkan gagasan coba telusuri makna kata “biha” dalam surat al-A’raf ayat 179.  Dengan penelusuran sekenanya ternyata kata “bi” dalam alquran memiliki 14 makna.  Untuk menyingkat waktu, saya tidak usah sebutkan semua.  Saya tertarik pada kata “bi” yang digunakan sebagai sumpah.  Sampailah saya pada ayat di bawah ini

Q.S. al-Qiyamah/75:1:

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِيْنَ

Terjemahnya: (Iblis) menjawab, “Demi kemuliaan-mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”.

Coba anda perhatikan dengan saksama ayat di atas.  Pertama, ayat itu menunjukkan bahwa Iblis mengakui kemuliaan Allah Swt dan ketidakmampuan dirinya dalam melakukan sesuatu, kecuali dengan kekuatan kemuliaan Allah Swt.  Dia menyebut bahwa untuk menyesatkan manusia, Iblis harus mengakui dan menyebut kemuliaan Allah Swt, sehingga ia mendapatkan energi untuk melaksanakan kerja buruknya, yaitu menyesatkan manusia.

Kedua, pengakuan itu menunjukkan bahwa Iblis mempunyai kesadaran tauhid, bahwa dirinya (Iblis) tidak mempunyai daya untuk menyesatkan manusia selain ia mendapatkan energi dari Allah Swt.

Ketiga, selanjutnya Iblis menjadikan kata “biizztika” (demi kemuliaan-Mu) sebagai mantra untuk memunculkan kekuatan yang akan Iblis gunakan untuk menyesatkan manusia.

Kesimpulannya, kesadaran tauhid, bahwa Allah itu tempat bergantung segala keberadaan dan sumber segala energi, itu saja tidak cukup.  Manusia perlu mempunyai kasih sayang kepada sesama ciptaan Allah Swt.  Tanpa kasih sayang itu meskipun bertauhid, manusia akan menjadi Iblis yang penuh dendam kesumat dengan sesama makhluk yang dianggap merugikannya.

Imam Ali berpesan kepada kita, jika mereka bukan saudara sesama agama, mereka adalah saudara sesama makhluk Allah Swt.  Wa Allahu A’lam.

Exit mobile version