Site icon KABARIKA

Komitmen Anti Korupsi, Kolaborasi dan Meritokrasi: Refleksi Setahun Kepemimpinan Mentan Amran

Oleh Ahmad Musa Said

Pengurus Pusat Ikatan Alumni (IKA) Unhas

Dok. pribadi

 

ANDI Amran Sulaiman dilantik kembali menjadi Menteri Pertanian (Mentan) pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo, pada 25 Oktober 2023 yang lalu

Hari ini, 20 Oktober 2024, akhir dari pemerintahan Presiden Jokowi dan hari pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI masa bakti 2024-2029.

Setahun kurang lima hari telah dilalui dengan banyak kesan yang mendalam.

Dalam catatan tim pendamping, paling tidak ada tiga hal yang selama ini menjadi ciri sikap Mentan Amran dalam memimpin. Yang pertama adalah komitmen anti korupsi, kedua adalah kolaborasi, dan ketiga meritokrasi.

Tiga hal ini yang menyebabkan beliau dapat memimpin dengan lugas dan apa adanya, tanpa tersandera oleh siapapun di Kementan, hingga keputusan tegas dan adil dapat diambil.

Dalam mutasi misalnya, Mentan Amran tidak menggunakan aspek kedekatan ataupun hubungan emosional lainnya, tapi murni pada capaian dan determinasi dari individu yang dimutasi. Kalau berprestasi Anda dipromosi, jika wanprestasi Anda didemosi.

Dalam hal kolaborasi, gaya Mentan Amran memimpin sangat unik. Siapapun yang berpotensi membantu pertanian diajak bekerja sama, terlebih yang telah diatur dalam undang-undnag maupun peraturan presiden.

TNI, Polri, Kemendagri dan banyak pihak lainnya diajak kerja sama mengawal program swasembada pangan.

Anak muda dari berbagai organisasi, juga diajak kerja langsung, bahkan mahasiswa yang mendemonya pun ditawari langsung untuk turun ke sawah mengawal program pertanian modern.

“Biar kalian rasakan juga susahnya jadi Menteri Pertanian,” candanya pada mereka yang diajak kerja sama.

Kolaborasi ini yang melancarkan program Optimalisasi Lahan (Oplah) di Merauke. Sistem komando dari TNI yang tegak lurus dari Mabes sampai ke level Babinsa menjadi pengawal kelancaran program ini di lapangan.

Ketersediaan solar, sudah diantisipasi melalui kerja sama dengan Pertamina. Semua aspek diantisipasi agar tidak ada hambatan krusial bagi program ini.

Terkadang masih ada keluhan dan laporan dari petani terkait pupuk dan harga. Tapi Mentan Amran mengajak wartawan bekerja sama.

“Kalau ada keluhan di lapangan, laporkan langsung ke saya agar dicek dan diberikan solusi. Kalau ada yang nakal, akan ditindak tegas. Yang mainkan harga dan menyusahkan petani, sering langsung dilaporkan ke Kapolresnya agar kapok,” ujar Mentan Amran.

Begitu pula ketegasan terhadap tindakan korupsi. Karena Mentan Amran tak pernah mengambil sepeserpun uang negara secara tidak halal, bahkan gaji dan tunjangannya diserahkan ke anak yatim, maka beliau sangat tegas jika ada yang kedapatan menerima fee, pungli atau sogokan.

Termasuk tiga orang pejabat yang baru dicopot, karena terbukti menerima fee dari kontraktor yang mendapat proyek.

Tak ada manusia yang sempurna, tentu masih ada kekurangan di sana-sini, namun kesiapan menerima masukan dan kritikan serta kesigapan memantau fakta di lapangan akan memudahkan penanggulangan hal-hal yang masih dianggap butuh penanganan khusus.

Saat berdiskusi dengan Ali Jamil, Plt Sekjen Kementan, beliau merefleksikan beberapa hal yang sangat berkesan dalam kepemimpinan Mentan Amran.

“Alhamdulillah, dengan izin Allah Ta’ala, Program Percepatan Peningkatan Produksi Beras secara nasional yang digerakkan dan sekaligus dinakhodai seorang Bapak Menteri Pertanian yang hebat dan luar biasa, Andi Amran Sulaiman, sudah berbuah manis saat ini dan telah kita saksikan semua di negara ini,” ujar Ali Jamil.

Kebijakan yang luar biasa Mentan Amran, adalah:
1. Melakukan refokusing anggaran sekaligus program di penghujung tahun 2023,
2. Melakukan reprioritasi anggaran sekaligus program tahun 2024,
3. Berjuang mendapatkan Anggaran Belanja Tambahan di pertengahan tahun 2024,
4. Menyiapkan Program Pompanisasi untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) padi pada lahan sawah tadah hujan seluas satu juta hektar dengan melakukan pompanisasi air dari berbagai sumber air permukaan, seperti sungai, mata air, dan lain-lain,
5. Menyiapkan program Optimasi Lahan (Oplah) rawa seluas sekitar 400.000 hektare di 12 provinsi rRawa seluruh Indonesia (Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bangka Belitung, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan; Papua Selatan/Merauke), dan
6. Menyiapkan program Tumpang Sisip padi gogo/ladang di antara tanaman sawit belum menghasilkan (TBM) dalam program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan TBM lainnya, termasuk di bawah tegakan kelapa, dan lain-lain.

Dari berbagai kebijakan, baik penganggaran maupun berbagai program yang dilakukan selama penghujung tahun 2023 dan di tahun 2024 ini, sudah terlihat adanya peningkatan produksi beras di bulan Agustus, September, Oktober, dan November bila dibandingkan periode yang sama pada beberapa tahun sebelumnya.

Hal ini adalah sebagai bukti buah atau hasil dari kebijakan, baik kebijakan penganggaran maupun kebijakan program yang dilakukan oleh seorang pemimpin yang luar biasa.

Adapun ke depan, berdasarkan arahan Mentan Amran, beberapa program prioritas yaitu:

1. Cetak sawah 3 juta hektare (tahun 2025 s.d. 2027),
2. Optimasi Lahan Rawa 350 ribu hektare untuk tahun 2025,
3. Pompanisasi Lahan Sawah Tadah Hujan,
4. Percepatan swasembada daging dan susu, dan
5. Program prioritas lainnnya.

Dengan dipanggilnya kembali Mentan Amran bergabung dalam Kabinet Presiden Prabowo, banyak yang mendoakan agar Ketua Umum IKA Unhas dan Owner Tiran Group itu selalu diberikan lindungan dari Allah Swt dan diberikan kesehatan lahir batin agar dapat mengantarkan negeri ini mencapai swasembada dan menjadi lumbung pangan dunia. (*/mr)

Exit mobile version