Oleh: Rusman Madjulekka
KABARIKA.ID, JAKARTA – Sungguh beruntung Unhas (Universitas Hasanuddin). Lebih khusus lagi Fakultas Ekonomi. (sekarang tambah Bisnis jadi FEB). Yang sabtu kemarin, 23 November 2024 merayakan dies natalis-nya yang ke-76. Punya alumni seperti Jusuf Kalla (JK). Pengusaha papan atas, pernah jadi Menteri dan Wapres ke-10 dan 12 RI yang tidak melupakan kampus almamaternya.
Sosok alumni seperti JK tak bisa dilepaskan dari dinamika Unhas sejak setengah abad lampau. JK yang lahir di Watampone, 15 Mei 1942 menyelesailan studi di FE Unhas pada 1967. Gelarnya masa itu doktorandus (Drs), belum SE. Sejak tamat kuliah jadi pengusaha. Sukses. Kemudian melanjutkan pengabdian di politik. JK selalu menjadi tokoh sentral untuk dimintai pandangan oleh para alumnus Unhas dari generasi jadul hingga generasi zaman now.
Akhir pekan itu, JK datang ke Makassar dari Jakarta. Ia meletakkan batu pertama pembangunan gedung perkuliahan baru yang berkonsep integrasi berlantai 15 di kampus Tamalanrea, bagian utara kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Kegiatan tersebut turut dihadiri Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa, Dekan FEB Unhas Prof. Rahman Kadir serta civitas akademi Unhas. Ada juga sejumlah alumni yang berdomisili dan berkarir di Jakarta, seperti Hendra Noor Saleh, Lisa JK, Ira JK serta Syafruddin Rachman (pimpinan wilayah Askrindo Jakarta).
Ide pembangunan gedung perkuliahan ini untuk efektifitas dan fleksibilitas. Karena selama ini fakultas yang usianya lebih tua dari Unhas punya tiga lokasi perkuliahan yang terpencar. Ada dua di kampus Tamalanrea, satu di eks kampus lama Baraya. Lebih tua maksudnya karena sebelumnya FE bagian dari UI Jakarta. Unhas sendiri baru dies natalis ke-68 pada 7 November 2024.
Dengan kondisi seperti itu, dari segi mobilitas tentu saja tidak efisien. “Belum lagi lelahnya dosen dan mahasiswa, harus bolak-balik antara tiga lokasi kampus dengan kondisi kemacetan kota Makassar yang makin parah,” ujar Rahman Kadir, Dekan FEB Unhas.
Pembangunan gedung perkuliahan terpadu itu ditaksir menelan dana mencapai angka Rp 60 miliar. Saat ini, tambah Rahman, dana yang tersedia baru sekitar Rp 27 M.
Sisanya?
Dari alumni. “Kita harapkan dukungan dari alumni yang banyak tersebar di berbagai kota dan bahkan negara lain. Membangun sarana pendidikan, Insya Allah bagian dari amal jariyah,” kata Rahman. Seperti Jusuf Kalla (JK), Iqbal Latanro (Dirut Bank BTN tahun 2005-2012), Asmawi Syam (Dirut Bank BRI tahun 2015-2017) dan lainnya.
Bak gayung bersambut.
Rahman Kadir bisa tersenyum. Bernafas lega. Pusingnya sedikit berkurang. Karena harapannya itu langsung direspon Ketum Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi (Ikafe) Unhas, Hendra Noor Saleh. Dengan raut wajah optimis, mantan CEO Dyandra Promosindo (Perusahaan EO grup Kompas-Gramedia) ini siap menggalang dan meminta kesediaan alumni untuk “gotong royong” berkontribusi donasi.
Caranya?
Tentu dengan cara ala alumni, Hendra meyakinkan. Banyak cara bisa diupayakan. Bentuknya macam-macam. Yang pasti dilakukan dengan spirit riang dan gembira. Sebagaimana tagline yang dipopulerkan pengurus Ikafe Unhas selama ini.
Tak hanya itu, bahkan para alumni bersedia “masuk kampus” sebagai dosen tamu dan menularkan virus kewirausahaan. Dan para alumni yang baru lulus punya orientasi dan siap masuk di dunia kerja dan usaha/bisnis.
“Tersebar alumni FEB Unhas di berbagai bidang pekerjaan dan banyak yang sukses. Mereka siap giving back untuk almamater,” kata Hendra yang didampingi Sekjen Ikafe Unhas, Mohammad Suaib Mappasila yang baru tiba dari perjalanan di negeri “paman sam”.
“Aksi nyata ini sekaligus menjawab tudingan selain reuni, alumni bisa apa?” tambah Suaib. ***