Ahmad Musa Said
Pengurus Pusat IKA Unhas

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

2024 akan berakhir, tahun Kabisat yang jumlah harinya 366, sehari lebih banyak dibanding 3 tahun lainnya dalam siklu empat tahunan. Tentu banyak momen yang akan dikenang bagi seorang Andi Amran Sulaiman.

Seorang yang lahir dari kampung, di Bakunge, Bone 27 April 1968. Yang kemudian menantang kerasnya kehidupan, hingga sukses membangun bisnisnya dengan nama Tiran Group. 2014-2019 lalu dipercaya menjadi Menteri Pertanian. Sempat terhenti di periode kedua Joko Widodo, namun 25 Oktober 2023 dirinya kembali diminta membantu Presiden asal Solo tersebut di bidang pertanian.

Kiprah dan gebrakannya luar biasa, dimulai dengan bersih-bersih institusinya, komitmen anti korupsi, semua yang bermain dengan nasib petani dibabat satu-satu. Meritokrasi diterapkan, tidak ada gunanya cari muka ke beliau, “tunjukkan kinerja, takdirmu akan memanggilmu sendiri” gaungnya kepada karyawannya.

Visi pertanian dibuat, swasembada dan lumbung pangan dunia. Masuk di akhir tahun dengan anggaran seadanya, dirinya melakukan refokusing anggaran, modernisasi pertanian, pompanisasi serta optimalisasi lahan digalakkan agar meningkatkan Indeks Pertanaman dan produksi gabah.

Sadar akan kekurangannya di masa lalu yang bekerja sendiri, kini Mentan Amran mengajak berbagai pihak berkolaborasi. Dirinya yang pantang mengemis, terkadang merendah memohon kepada Lembaga lain agar mau berkolaborasi demi mencapai visinya tersebut. Demi petani dirinya siap berkorban, itulah yang membuatnya terkadang marah besar jika mendengar ada petani yang dicurangi.

Keterlambatan distribusi pupuk, banyak distributor yang dicabut izinnya. Pupuk palsu, satu eselon dua rata dicopot. Kontraktornya diblacklist dan dikirim ke penegak hukum untuk ditindaki.

2024 diawali dengan kelangkaan beras, akibat elnino, musim tanam dan panen menjadi kacau, tapi Upaya pompanisasi dan modernisasi terus dilakukan. Ramadhan 2024, petani seolah mendapat Tunjangan Hari Raya dalam bentuk kenaikan kuota pupuk subsidi dari 4,5 menjadi 9,5 juta ton. Dan seterusnya akan tetap berdasarkan volume, bukan nilai rupiahnya.

Hasilnya menggembirakan, anomali peningkatan produksi di musim paceklik, menandakan berhasilnya gebrakan pompanisasi dan peningkatan kuota pupuk subsidi. Food and Agriculture Organization (FAO) memberikan penghargaan Agricola Medal, sebuah penghargaan tertinggi yang diberikan kepada individu atau pemimpin dunia yang memberikan kontribusi luar biasa di bidang ketahanan pangan global.

Tak heran kemudian Presiden Prabowo Subianto memintanya kembali menjadi Menteri Pertanian di Kabinet Merah Putih yang dipimpinnya. Janjinya di pelantikan, “Swasembada harus diraih dalam waktu sesingkat-singkatnya”, empat tahun janjinya kala itu. Tak lama kemudian berubah menjadi tiga tahun. Bahkan tiga pekan lalu mantan Danjen Kopassus ini optimis tahun depan yang tinggal hitungan hari swasembada.

Meski masih bentuk optimisme dan bukan janji kepada rakyat, tapi ungkapan tersebut sudah sangat membuat Menteri yang tak kenal hari libur ini makin mengencangkan mesin Kementeriannya.

Prabowo pun tak main-main dengan komitmen swasembadanya, daerah yang pertama kali dikunjunginya adalah Merauke, Papua Selatan, distrik Kurik dan Wanam. Bahkan setiap arahannya tak pernah luput kata swasembada.

Kolaborasi ditingkatkan dan diperluas, TNI diamanahi padi, Polri diminta membantu jagung. Kementerian Desa diajak berkontribusi 20% dari dana desa. Kementerian Pekerjaan Umum diajak menyisihkan anggaran hingga 12 Triliun untuk perbaikan jaringan irigasi primer, sekunder dan tersier. Keleluasaan diberikan kepada siapapun yang memiliki anggaran agar air dapat tersedia setiap petani membutuhkan. Instruksi Presiden pun dibuat agar tak ada yang ragu bertindak.

Kejaksaan, TNI dan Polri diminta perketat pengawasan, pendampingan. Jangan ada penyelewengan di lapangan, apalagi yang menyalahgunakan bantuan. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme serta Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan bahkan menawarkan binaannya menjadi anggota Brigade Pangan. Kementerian Transmigrasi menyiapkan kluster komoditas tertentu.

Perguruan Tinggi diajak berkolaborasi mengembangkan perbenihan komoditas tertentu serta risetnya. Lembaga non pemerintahan pun diajak bersinergi, pesantren, HIPMI, dan tak terhitung lembaga lainnya.

Investor asing diajak membangun peternakan, bukan impor dagingnya, dari Brazil, Vietnam, Qatar dan lainnya.
Totalitasnya dalam menjalani Jihad Pangan ini perlu diteladani semampu kita. Pengorbanan lahir batin, waktu dan fikiran dicurahkan, tenaga dipersembahkan, waktu bersama keluarga dikorbankan, gaji disumbangkan, bahkan kunjungan kerja menggunakan private jet berasal dari dana pribadi.

Demi mengharmonisasi komando pertanian, Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) ditarik ke pusat, dan sebentar lagi akan disetujui inpresnya.

Hulu dan tengah dikerja, giliran hilir yang difikirkan, harga jual, Bulogpun berkomitmen akan menyerap hasil panen, dan 30 Desember kemarin, petani kembali diberikan kado akhir tahun, kenaikan harga gabah dan jagung 500 rupiah perkilogramnya. Betul-betul tahun yang indah untuk petani Indonesia.

Tak jarang Ketua Umum IKA Unhas ini meneteskan air mata ketika petani memeluknya mengucapkan terima kasih.

Amanah yang luar biasa ini menyebabkan waktu kebersamaan dengan keluarga semakin berkurang.

Meski demikian, karunai Allah kepada keluarga ini begitu besar. Februari 2024 putra sulungnya Andi Amar Ma’ruf Sulaiman melangsungkan pernikahan dengan Ihsani Nurul Izzah, menantu baru yang 10 bulan kemudian melahirkan cucu pertama, putra kebanggaan bernama Andi Muhammad Arell Sulaiman. Andi Amar sendiri di awal Oktober lalu resmi dilantik menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat setelah meraih perolehan suara terbanyak di Sulawesi Selatan, angka fantastis 188.171 suara, pertama dalam sejarah di Sulsel.

Pada pilkada November lalu, dua adiknya terpilih menjadi kepala daerah, Andi Sudirman Sulaiman sebagai Gubernur Sulawesi Selatan dan Andi Asman Sulaiman sebagai Bupati Bone.

Seperti hadits Nabi “Afalaa akuunu abdan syakuran” Bagaimana mungkin kami tak bersyukur, meski sering bercanda bahwa penghasilan perusahaannya tak sebaik tahun 2023 lalu, karena fokusnya yang teralihkan dan juga faktor musim penghujan, namun sesungguhnya Owner Tiran Group ini telah mencetak laba yang besar bagi petani.

Pupuk subsidi senilai 54 Triliun, kenaikan harga gabah dan jagung 500 rupiah yang jika dikalikan dengan data produksi (BPS) masing-masing senilai 26,3 Triliun untuk gabah dan 7,6 Triliun untuk jagung, inilah laba sesungguhnya karena dirasakan oleh seluruh petani dan juga sekaligus dapat menjadi pahala jariyah bagi Presiden Prabowo Subianto, Mentan Andi Amran serta seluruh pihak yang ikut berpartisipasi sekecil apapun dalam pencapaian swasembada ini.
2025 tinggal hitungan jam, tentu kita semua berdoa semoga menjadi tahun yang akan lebih baik lagi dari tahun ini.

Taqabbalallaahu minnaa wa minkum, kullu aamin wa antum bikhayr. Aamiin yaa rabbal aalamiin. (*)