Oleh: ๐๐ช๐ ๐๐๐จ๐ข๐๐ฃ
Atas Rahmat serta hidayat-Nya diberilah kita waktu dan kesempatan menikmati karunia Syahrul Maghfirah lagi, tuk mengejar ampunan-Nya.
Dengan Ramadhan, kita berburu pahala.
Menyergap utilitas belas kasih-Nya, serta
Mencengkram Rahman & Rahim-Nya.
Hadirnya Ramadhan bermaksud menghardik dosa-dosa tersembunyi yang sudah lama melengket paku jembatan.
Sungguh, Rahmat-Nya melebihi luas segala dunia.
Dalam literatur dipahami bahwa Rahmat itu adalah kasih sayang Allah.
Kasih sayang Allah diobral di dunia untuk semua manusia; baik orang yang alim-alim maupun TO MAMMALING-MALING.
Kendati distrik akhirat, semua orang yang MAMMALING-MALING tidak mendapat pasokan Rahmat-Nya lagi, hanya di dunia fana ini saja.
Lantas, bagaimana mengundang Rahmat Allah SWT itu?
โSamiโnรข wa athoโnรขโ (kami mendengar dan kami taat atas perintah-Nya).
Beda jika manusia menginstruksikan alias mengomandokan sesuatu.
Harus โSamiโnรข wa fikirยฒ nรขโ (kami mendengar dan kami harus pikirยฒkan dulu broโ.
Intinya, Allah Swt ingin menjawab segala problema hidup manusia dengan satu kata: Rahmat.
Semua mafhum, bahwa Rahmat adalah anugerah Tuhan yang melimpah ruah, dan manusia selalu mengandalkannya untuk digunakan sesuai kebutuhan & keselamatannya.
Tidak sedikit orang tertebus dosanya dan diselamatkan jiwanya berkat karunia Rahmat-Nya.
Al-Kisah.
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Nabi SAW bertutur:
โDahulu ada seorang yang pernah membunuh 99 jiwa. Lalu ia bertanya tentang keberadaan orangยฒ yang paling alim ditempati untuk bertaubat.
Maka dia ditunjukkan pada salah seorang rahib.
Kemudian, ia mendatanginya dan berkata, โJika seseorang telah membunuh 99 jiwa, apakah taubatnya diterima?โ
Rahib menjawabnya, โTidak! Kurang ajar, orang seperti kamu itu tidak diterima taubatnyaโ.
Seketika itu, si bajingan langsung menghunus KALEWANG SIDENRENG NA untuk menghabisi nyawa rahib itu.
Berarti genaplah 100 jiwa yang telah ia bunuh.
Berhubung Rahmat Allah Swt sudah mulai bertengger di dalam jiwanya, hinga gelisah ut mengobral pertanyaan kepada setiap orang ditemuinya.
Naluri si pembunuh ingin taubat,
Desakan dorongan hati untuk insaf,
Hari-hari yang dilaluinya kosong tanpa arti,
Tiada kata terlambat, segera menuju sang Pemurah penerima maaf.
Rasa takut begitu dahsyat terhadap neraka Jahannam.
Rasa penyesalan menyembur, dan jera selalu melingkupi.
Tidak lama kemudian, ia menemukan seorang tua kharismatik. Di situlah si pembunuh bertanya. โTunjukkan orang alim yang bisa saya tempati bertaubatโ?
Orang tua kharismatik itu menunjukkan tempat sejenis Lembaga MUI, di sana banyak orang alim kamu bisa bertanya.
Berangkatlah si pembunuh ke tempat Lembaga Orang Alim.
Tibaยฒ di tengah perjalanan ia jatuh meninggal.
Pada saat itu turun 2 (dua) malaikat memperebutkan ruhnya hg berselisih, yaitu malaikat Rahmat & malaikat Azab.
Malaikat Azab mengatakan; โRuh ini milikku, karena telah membunuh 100 orangโ.
โSungguh teganya dirimu teganya teganya teganya teganya (sindir penyanyi Meggi Z).
Orang ini sulit dimaafkan, dosanya trilliunan, kalah nominalnya korupsi Pertamina rugikan negara 1 triliun.
Malaikat Rahmat berkilah, โBukan milikmu itu bro, ini milikkuโ, karena diujung senja kematiannya insaf alias berangkat bertaubat.
Kedua malaikat bingungnisasi, siapa sebenarnya pemilik ruh pembunuh 100 jiwa itu?
Akhirnya, turun malaikat Jibril sebagai Hakim Pengadilan Tinggi.
Malaikat Jibril mengatakan kepada keduanya, โAda masalah apa broโ?
Kedua malaikat memberikan alasan & argumennya masingยฒ, sesuai pengamatan sensor alam malakutnya bahwa pembunuh itu milikku.
Malaikat Jibril mengatakan kepada keduanya, โKalau begitu, coba ukur jarak langkah kaki pembunuh ituโ.
Jika perjalanannya sudah dekat di tempat Lembaga Orang Alim, maka yang berhak memegang ruhnya adalah Malaikat Rahmat.
Kecuali, langkah kakinya belum seberapa jauhnya bergerak dari tempat star, berarti miliknya malaikat Azab.
Wedede, diukur lagi kodong, mirip pengukuran jalan Nasional Trans Sulawesi Tanru Tedong-Compong-Larompong Luwu membutuhkan waktu lama.
Yang memusingkan kepala, karena ukuran langkah kaki sang pembunuh saat jatuh wafat โpas tengah jalan (fifty fifty)โ antara yang dituju dan dari garis starnya.
Kedua malaikat semakin bingungnisasi, lalu berkata, โKematiannya persis di tengah jalan bos!
Malaikat Jibril berkata lagi, โJatuh kemana mayatnya?โ
โJatuh ke depanโ, Serentak kedua malaikat Rahmat & Azab menjawab.
โUkur lagi?โ, perintah Malaikat Jibril.
โHasil yang didapatkan, kepala pembunuh lewat sejengkal ke depan dari garis tengahโ, mirip perlombaan tradisional tarik tambang 17 Agustus.
โBerarti yang tampil sebagai pemenang adalah malaikat Rahmatโ. Ini keputusan final malaikat Jibril.
Masya Allah, begitulah Rahmat mengejar pendosa.
Bila Rahmat datang memaafkan dan kemudian memaafkan sang pembunuh 100 jiwa. Itulah rasa bersalah langsung keluar.
๐ญ๐ฏ ๐ฅ๐ฎ๐บ๐ฎ๐ฑ๐ต๐ฎ๐ป ๐ญ๐ฐ๐ฐ๐ฒ๐