𝕃𝕖𝕟𝕤𝕒 𝕁𝕦𝕣𝕟𝕒𝕝𝕚𝕤𝕥𝕚𝕜 𝕀𝕤𝕝𝕒𝕞𝕚 𝗕𝗔𝗛𝗔𝗚𝗜𝗔

Oleh: 𝙎𝙪𝙛 𝙆𝙖𝙨𝙢𝙖𝙣

Semua orang berhak bahagia.

Rupanya bahagia itu cukup sederhana, teorinya kurangi keinginan ekstensif, penuhi kebutuhan dan perbanyaklah bersyukur padaNya.

Cuma kadang aku heran, mengapa banyak orang mengejar kebahagiaan, sampai² dia sendiri lupa apa dogma & esensi kebahagiaan itu.

Kebahagiaan sejati adalah ketika seseorang mampu menciptakan kebahagiaan bagi dirinya sendiri.

Tidak ada rasa benci atau marah,
Gelak canda mengisi penjuru,
Bersyukur pada pemberian-Nya.
Bukan mengingkari nikmat-Nya.

Takaran kebahagiaan saat menghadirkan sukacita dalam qalbu, sehingga hati selalu merasa riang gembira nan kordial.

Kebahagiaan setiap orang memang berbeda-beda, dan cara mengekspesikannya pun beragam seusai yang membuat orang tersebut merasa bahagia.

Di bulan Ramadhan ini, aneka kebahagiaan pun bermunculan.

Khusus bagi pemilik kekayaan, takkan mampu memberi kebahagiaan sejati selama kemakmurannya mereka menikmati sendiri.
Hatinya akan hampa dan sunyi.

Berbagi dan saling menolonglah, itulah kunci kebahagiaan di bulan suci Ramadhan ini.
Beban akan terasa ringan, hati pun penuh kegembiraan.

Saudara ku,

Jika ada orang membuatmu bahagia, atau sebaliknya orang menyebabkanmu menderita, itu tandanya saklar kehidupan masih di pegang orang lain.

Idealnya, setiap orang harus memegang saklar kebahagiannya sendiri.

Bukan juga bahagia namanya kalau suka mengganggu orang lain, meskipun hanya mengusiknya, seperti ihwal berikut ini.

Seorang dokter gigi baru saja membuka tempat praktik gigi di dalam kota.

Lalu, datanglah 5 orang pasien untuk berobat.
Yang duluan sampai di klinik gigi, disilakan masuk di bilik koordinasi.
Setiba pasien nomor urut satu di kamar, dokter mendiagnosis mulutnya.

Dokter menemukan penyakit sejenis gingivitis (peradangan gusi disebabkan penumpukan plak dan tartar), sehingga gigi geraham pasien mulai goyang dansa reggae.

Dokter menyarankan agar mencabut gigi satu biji.

“Baik dok”, imbuh pasien pasrah, sambil Dumba’-dumba’.

Berhubung dokter gigi baru, anak muda semangat tinggi, dan bertenaga kuda berkat rajin fitness.
Langsung mencabutnya menggunakan Tang Fixtec produk China.

“Ciuuussss…”

Tiba-tiba, berteriaklah pasien yang dicabut giginya hg jeritan suaranya kedengaran sampai lapangan parkir.

“Wuadddduuuuu, sakit dok!”

Dokter memfokuskan satu biji gigi, justeru terangkat dua gigi dari tulang rahangnya. Macco’e to Isi Silarung na.

Beeee, Bahaya na Tang Fixtec produk China ê,…
Nacappuri Isinna Pakkampi’ Tedongngê.

Mendengar teriakan “Wuadddduuuuu, sakit dok!”

4 orang pasien di luar ruangan dari tadi menunggu giliran, Nabuccui Lari.
Sebab, panik & kaget juga.

Keempatnya bergegas pulang nabala motoro’ NMAX Turbo-nya.

Tentu, 4 orang pasien tidak mau menjadi korban ‘Tang China” berikutnya.

Usai diobati dokter gigi, pasien disuruh bayar Rp 1 juta.

Pasien protes memerah matanya, “Kok mahal amat dok, bukankah mencabut gigi itu hanya Rp 200 ribu rupiah sep di Jl. Lamadukelleng?”

Dokter gigi mengatakan, “Iya sih, biasanya memang Rp 200 ribu, karena engkau berteriak histeris sehingga pasien kami di luar, semuanya lari menghilang.

Makanya, untuk menebus kerugian & kebahagiaanku sore ini saya suruh kamu bayar Rp 1 juta.”
Mêlo’ Mopo Lao Baja!

𝟮𝟯 𝗥𝗮𝗺𝗮𝗱𝗵𝗮𝗻 𝟮𝟬𝟮𝟱