𝕃𝕖𝕟𝕤𝕒 𝕁𝕦𝕣𝕟𝕒𝕝𝕚𝕤𝕥𝕚𝕜 𝕀𝕤𝕝𝕒𝕞𝕚 𝗨𝗔𝗡𝗚 𝗗𝗔𝗡 𝗝𝗢𝗚𝗘𝗧 𝗧𝗛𝗥

Oleh: 𝙎𝙪𝙛 𝙆𝙖𝙨𝙢𝙖𝙣

Viral tarian bagi-bagi THR pasca Lebaran 2025, cukup menyita perhatian kolong langit Nusantara.

Tidak sedikit menduga joget THR itu mirip tarian Yahudi. Anehnya, tren joget THR, kini ramai digandrungi oleh hampir semua kalangan di negeriku.

Saking inklinasi-nya joget THR, ikut-ikutan juga konsorsium tante²-om², termasuk paguyuban kakek-nenek di dekat rumahku.

Mereka memeragakan siklon joget THR dengan “Bergerak Lincah; Maju Mundur Secara Gesit”. Soro’ Memeng no, Naleppo Ammao “Pajjogê’na Republik Indonesia”.

Kaki kanan serentak melangkah ke depan dikombinasikan ayunan lengan kiri, usai itu bergantian kaki kiri bergerak mundur berotasi memutar. Lalu kaki kanan bergeser ke kanan dan kaki kiri mengayun ke kiri secara bersamaan, Wê Dêdê Sapê’ni Sulara’ê.

Demi iming-iming amplopnisasi THR, rela terkincak-kincak mengikuti Tarian Penguin (Penguin Dance) menyerupai tradisi tarian religi zionis Yahudi.

Tidak sedikit muda-mudi ikut joget THR; sekali-kali lompat pocong maju mundur sambil ketawa-ketiwi Naturungi Puse’ Renni’.

Mereka tampil penuh kekompakan dan semangat tinggi, karena di depannya melihat Angpao THR dijulur siap berpindah tangan.

Momentum berbagi THR kepada keluarga, tantangannya harus joget lebih dulu. Yg tidak bisa joget THR, silakan nonton di luar pagar, dê’ gaga Ise’ Pajjagguru’ tawamu.

Aku heran, kok bisa joget THR gerakannya enerjik terkoordinasi nan kompak. Berapa lama mereka berlatih?

Aku teringat saat masih Sekolah Dasar dulu, menjelang 17 Agustus selalu ada lomba kesenian. Kami termasuk mewakili sekolah ut folk songs bersama Hamid, Janna, Syarifah di atas panggung. Latihan folk songs-nya berhari-hari, tapi selalu dapat juara Kanjoli’, Monrinna Panynyilaê.

Namun, gerakan berjingkrak- jingkraknya remaja joget THR itu, justru solid, teratur, dan harmoni. Boleh jadi karena usianya masih belasan tahun. Apa pun mereka peragakan Magello’ Lêrita, cocok diabadikan kamera 360.

Coba bandingkan nenek² ikut-ikutan ajojing THR, bergerak juga maju mundur mengikuti irama music zionis; “Luppe’² Tattênrêng-tênrêng bola batunna tauê”, kelihatan tidak sinkron karena dia memakai baju londres Nappa Micawa Pita Sêddi Isinna.
Hemk bagai menyerupai orang kesurupan tigabelas hari. Dê’na serasi!

Saudaraku,
Berhentilah Joget THR (Tunjangan Hari Raya) bertasyabbuh mengikuti ronggeng orang zionis.

“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (Hadis)

Rasulullah Muhammad SAW memprediksi “Kelak umatnya selangkah demi selangkah akan mengikuti jejak non Muslim… jika orang² kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (lubang sempit sekalipun), pasti kalian akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (Hadits)

Ada bahaya besar mencengkeram umat Islam kekinian!

Aku heran, kok sebagian penghuni negeriku rela melakukan apapun demi uang.

Ya, mengapa banyak orang lantas mendewakan dan menganggap uang adalah segalanya, dan menurutnya fulus merupakan sumber kebahagian hakiki harus dimiliki. Ada yang berprinsip sep ini.

Padahal uang bukanlah segalanya di dalam hidup ini. Uang hanyalah sebuah alat. Itu akan membawamu ke mana pun saja Anda inginkan, tetapi tidak akan menggantikan Anda sebagai “Penyetir Kehidupan”.

Memiliki uang dari hasil joget THR ala Zionis, belum tentu bisa menjamin kebahagiaan lahir batin.

Memang uang bisa menyebabkan kegembiraan sesaat, tapi uang tidak akan bisa membeli sakinah dan kesukacitaan selamanya.

Akhir-akhir ini, tidak sedikit orang stroke gara-gara memburu uang.

Makanya, kenali sejak dini gejala stroke melanda siapa pun era kekinian.
Penyebab utama gejala stroke adalah adanya ketidakseimbangan antara “STROKE GAJI” dengan “STROKE BELANJA”. (*)

Betul², UANG YANG MAHA KUASA.

Uang tidak dibawa mati, tetapi kalau tidak ada uang 𝗥𝗔𝗦𝗔𝗡𝗬𝗔 𝗝𝗨𝗚𝗔 𝗠𝗔𝗨 𝗠𝗔𝗧𝗜…!!! Wê Ndo’ê.

𝟲 𝗔𝗽𝗿𝗶𝗹 𝟮𝟬𝟮𝟱