Oleh: Ahmad Musa Said
(Pengurus Pusat IKA Unhas)
KKSS adalah singkatan dari Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan, sebuah organisasi paguyuban yang didirikan pada 12 November 1976 di Jakarta. Organisasi ini bertujuan untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan di antara warga perantauan asal Sulawesi Selatan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. KKSS juga berperan dalam melestarikan nilai-nilai budaya Sulawesi Selatan serta mendukung pembangunan daerah dan nasional.
Meskipun menjadi pengurus di KKSS Depok, namun sirkel KKSS ini sangat baru buat kami, berbeda dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) maupun KAHMInya, begitu pula IKA Unhas yang saat ini diketuai oleh Andi Amran Sulaiman sejak Maret 2022, 19 bulan sebelum kembali dilantik menjadi Menteri Pertanian periode kedua.
Kini di periode ketiganya sebagai Mentan, kami menyaksikan riuh KKSS di lingkaran Mentan Amran bermula sejak Ahad 5 Januari 2025, waktu itu beberapa tokoh asal Sulsel datang menghadap beliau di sela rapat akhir pekan yang rutin dilaksanakan bersama dirjen, staf dan tenaga ahlinya. Di antara tokoh tersebut ada yang mengirim pesan WA kepada seluruh Pengurus Wilayah bahwa “Saat ini dirinya sedang bertemu dengan Mentan Amran yang menyatakan diri bersedia menjadi Ketua Umum KKSS”. Padahal saat itu yang bersangkutan sama sekali belum diajak untuk berdiskusi oleh Mentan. Kami sempat komplein, namun karena menjaga etika dan adab pada tamu, tak kami lanjutkan.
Teringat betul di pagi itu, di pinggir kolam renang, Mentan Amran menyampaikan bahwa KKSS ini rumah kita bersama, kita manfaatkan untuk kebaikan dan amal shalih. Beliau melanjutkan bahwa dirinya siap menspport meski bukan ketua. “Kalau masih ada yang ingin jadi ketua, persilakan dia” lanjutnya. “Jangan lupa untuk minta pendapat dari orang tua kita pak Jusuf Kalla, pak Aksa Mahmud dan pak Alwi Hamu (yang 13 hari setelahnya wafat), beliau orang tua kita, apa yang beliau mau, itu yang kita ikuti” pesannya dengan penuh takzim. Tak ada keluar sedikitpun statement dari mulut Mentan Amran pernyataan bersedia menjadi Ketua Umum.
Namun setelah pertemuan tersebut, kami memang lumayan banyak dihubungi oleh teman-teman KKSS dan IKA Unhas yang bertanya, apa betul Mentan Amran berminat maju menjadi calon Ketua Umum KKSS. Kami cuma menjawab, bahwa beberapa pengurus wilayah meminta kesediaan beliau, namun selalu dijawab bahwa silakan cari orang lain dulu yang berminat, kami siap bantu meskipun tidak jadi ketua.
Namun ternyata ada beberapa pengurus wilayah yang berkonsolidasi untuk menggalang dukungan dan semakin santerlah berita bahwa beliau “ingin” menjadi Ketua Umum KKSS. Bahkan muncul fitnah dari salah seorang warga yang menuduh bahwa beliau bersedia menjadi sponsor Tunggal dengan syarat aklamasi. Tuduhan inilah yang membawa kami membuat tulisan ini, mencoba menjelaskan hal yang kami saksikan selama ini.
Pada audiensi antara Pengurus Pusat KKSS, Ketua Panitia dan Pengarah Musyawarah Besar KKSS dengan Mentan Andi Amran di Kantor Kementan, Senin 17 Februari 2025, beliau memberikan bantuan kepada panitia tanpa ada persyaratan apa-apa, apalagi tawar menawar aklamasi. Tak ada pula statemen bahwa beliau siap menjadi sponsor tunggal atau bohir untuk agenda 5 tahunan tersebut. Saya hanya ingat pesan beliau ke panitia, “ini sumbangan awal saya, silakan ajak yang lain berpartisipasi. Usahakan semaksimal mungkin, kita semua tentu tidak akan membiarkan panitia malu kalau terjadi apa-apa,” ujarnya siang itu.
Memang ada saran beliau, agar usahakan aklamasi, tapi bukan untuk menunjuk dirinya, tapi lebih pada kekhawatirannya agar jangan sampai ada yang terluka hanya karena tidak terpilih. Jangan lagi ada yang gontok-gontokan, masse’diki (bersatulah), karena Musyawarah ini bukan untuk saling menyakiti, tapi untuk saling membesarkan.
Beragam tanggapan muncul, ada yang sepakat namun ada juga yang berharap agar Mentan Amran tak perlu mengambil posisi Ketua Umum namun cukup pembina atau penasihat. Termasuk dari salah seorang jurnalis senior yang kerap melontarkan kritikan, Mulawarman namanya. Jurnalis ini sangat menyayangi Mentan Amran sebagai Ketua Umum IKA Unhas dan tidak ingin sang Menteri terganggu fokusnya pada program swasembada.
Apalagi ketika menonton ucapan Prabowo yang selalu menelpon Mentan Amran meskipun sudah larut malam, termasuk saat acara sarasehan ekonomi di Mandiri Tower kemarin, ketika Prabowo mencari Mentan Amran, Mulawarman mengungkapkan kekhawatirannya, bahwa dengan posisinya yang selalu dicari oleh Presiden RI tersebut, menjadi Ketua KKSS ini hanya akan mengurangi konsentrasinya mencapai target swasembada dan lumbung pangan dunia.
Banyak di antara mereka yang berharap saya menyampaikan pesan kekhawatiran tersebut, namun saya respon dengan tenang. Bahwa selain bukan wewenang saya, seorang Mentan Amran ini adalah sosok yang telah matang dalam perjuangannya sejak susah, berbagai macam tantangan telah dilalui. Sejak sering menyaksikan langsung cara beliau mengambil keputusan, pernah sekali dua kali saya khawatir akan imbas dari keputusannya, namun terbukti di kemudian hari apa yang diputuskannya sangat tepat.
Kini, ibarat penumpang kapal yang yakin pada nahkodanya, kami hanya berusaha membantu menghalau segala macam gangguan yang dapat merusak konsentrasinya. Tak lagi kami perlu khawatir akan kepiawaiannya mengambil strategi mengarungi samudera.
Kalau esok akhirnya Mentan Amran menerima amanah untuk menjadi Ketua Umum KKSS tersebut, kami yakin itu karena kecintaannya untuk membantu sesama, sipammase-mase istilah beliau, saling berkasih sayang.
Apakah akan menurunkan gradenya dari tokoh nasional menjadi lokal?, dugaan saya, dalam pemikiran beliau, tak ada istilah lokal maupun nasional untuk ladang pengabdian dan amal shalih, karena semuanya sama di sisi Allah asalkan dapat memberikan maslahat untuk orang banyak, terlebih lagi kerabat terdekat di KKSS. Dan memang berbuat baik itu harus dimulai dari keluarga terdekat. Baginya kemuliaan itu bukan urusan lokal, nasional maupun internasional. Begitu pula dalam bergaul, memuliakan tukang becak, cleaning service, office boy, sekuriti, tak ada beda menurutnya, semua sama di mata Allah, dan bisa jadi mereka lebih mulia karena ketakwaannya.
Ada pula yang menyarankan agar cukup mengambil posisi sebagai Ketua Dewan Kehormatan seperti pak Jusuf Kalla. Kawan, sepanjang ingatan saya, Mentan Amran ini sangat menghormati pak JK sebagai orang tua dan tokoh teladan. Tak ada dalam dirinya keinginan untuk menyaingi pak JK. Bahkan dugaan saya, tawaran Ketua Umum inipun jika diterima, tentu agar beliau dapat tetap meminta pak JK menjadi Ketua Dewan Kehormatan, sebagai wujud penghormatan dan penghargaan tulusnya pada tokoh panutannya tersebut. Tak ada beda penghargaannya baik ketika JK masih menjabat Wakil Presiden dan tidak.
Termasuk ketika maraknya berita bahwa Mentan Amran adalah orang terkaya di Sulsel, ketika ada orang yang mencoba membandingkan dirinya dengan pak JK, Mentan Amran merespon “jangan pernah ucapkan saya lebih kaya dari pak JK, saya masih naik angkot, pak JK sudah menyumbang ratusan juta untuk pembangunan masjid” ucapnya dengan nada tinggi.
Jadi, apapun hasil Mubes KKSS Jumat esok, mari kita tetap perbaiki hati dan niat kita. Berbeda pendapat itu wajar, tapi jangan sampai kita terjerumus pada fitnah. Selamat Mubes KKSS, Siapapun ketuanya, semoga semakin baik ke depannya. Mumpung masih suasana idul fithri, kami ucapkan Taqabbalallahu Minnaa wa Minkum, Minal Aidin wal Faizin, semoga KKSS kembali ke fitrah, Mohon Maaf Lahir Batin. Wassalam. (*)