KABARIKA.ID, JAKARTA — Sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Ada daerah yang hujannya disertai petir dan angin kencang. Bahkan di beberapa daerah telah terjadi cuaca ekstrem dan bancana hidrometeorologi.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendeteksi munculnya bibit badai di seputar wilayah Indonesia. Hal ini diprediksi bakal menyebabkan cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi.
Peneliti Klimatologi Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Erma Yulihastin mengatakan, saat ini terpantau munculnya fenomena Vorteks Borneo di atas Laut China Selatan.
“Ini adalah pusaran angin dengan radius putaran antara puluhan hingga ratusan kilometer. Prakondisinya telah terbentuk sejak pertengahan November 2024,” ujar Erma dalam perbincangannya di sebuah media elektronik, yang dikutip hari ini, Senin (9/12/2024) di Jakarta.
Erma mengatakan, fenomena tersebut telah memicu banjir besar di Malaysia dan Thailand. Sedangkan di Indonesia, Vorteks Borneo telah menyebabkan hujan deras dan banjir di Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.
Selain Vorteks Borneo, Erma mengatakan bibit siklon juga muncul di Samudera Hindia bagian selatan berupa Siklon Tropis 91S.
“Fase bibit siklon tersebut sudah semakin membesar dan berada di sebelah barat daya Banten,” kata Erma.
Ia juga menyebut terbentuknya dua bibit siklon lainnya, yakni 92S di dekat perairan Australia, dan 93S di tengah Samudera Hindia bagian barat daya.
“Bisa dibayangkan empat pusaran bibit siklon semua mengepung dari sisi utara dan selatan wilayah Indonesia,” ujar Erma.
Kondisi ini, lanjut Erma, dapat menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas tinggi dan berlangsung lama.
Beberapa wilayah yang diprediksi terkena imbasnya adalah Magelang, Yogyakarta, Pacitan, dan Ponorogo. Kemudian beberapa daerah di pesisir utara Jawa, seperti Jepara, Kudus, dan Pati, juga diperkirakan mengalami cuaca ekstrem.
Oleh karena itu, Erma memperingatkan masyarakat wilayah tersebut, terutama yang berada di sekitar daerah aliran sungai, untuk waspada.
“Jika hujan deras berlangsung lebih dari tiga jam, sebaiknya segera lakukan evakuasi mandiri,” tandas Erma. (*/mr)