KABUPATEN Indramayu dikenal sejak dulu karena menjadi bagian dari jalur Pantai Utara (Pantura) yang banyak dilewati pemudik. Dikenal dengan julukan Kota Mangga, Indramayu ternyata menyimpan potensi pariwisata yang juga menakjubkan.
Sebut saja Pantai Tirtamaya, Wisata Mangrove Karangsong, Pulau Biawak dan ada pula Alun-alun Kota Indramayu yang biasa dijadikan tempat berkumpul masyarakat.
Tetapi yang paling menonjol dan dibanggakan masyarakat setempat budayanya yang masih otentik dan senantiasa lestari tak tergerus oleh digitalisasi.
Organ tunggal adalah salah satu budaya yang tak terpisahkan dari sejarah kesenian Indramayu.
Warisan budaya lainnya yang masih terus terjaga kelestariannya adalah Tari Topeng, Indramayu bersama Cirebon diyakini menjadi tempat munculnya kesenian Tari Topeng ini.
Dan tarian ini merupakan salah satu tarian di tatar Parahyangan.
Dan sampai sekarang Tari Topeng ini masih terus diajari di berbagai sanggar-sanggar kesenian di Indramayu dan masih tetap ditampilkan dalam berbagai pagelaran dan event-event daerah.
Indramayu pun memiliki kesenian yang mirip dengan ketoprak di Jawa Tengah dan Jawa Timur, namanya Sandiwara.
Kebudayaan masyarakat Indramayu ini masih terjaga dengan baik sampai sekarang, alur ceritanya pun selalu bervariasi dan disesuaikan dengan tema yang sedang hangat di masyarakat.
Kebudayaan masyarakat Indramayu yang masih tetap terjaga sampai saat ini, salah satunya Upacara Nadran.
Nadran ini merupakan sebuah cerminan dari hubungan manusia dengan Tuhan, berupa ungkapan rasa syukur atas hasil tangkapan ikan dan berharap terus dikaruniai rezeki di masa yang akan datang.
Dan berbicara tentang kebudayaan, tidak bisa dipisahkan antara Indramayu dengan kesenian Tarling.
Tarling ini merupakan sebuah seni musik dan lagu yang awalnya ditampilkan dalam bentuk nyanyian (kiser) yang ditampilkan.
Kini sang Permata Budaya di Jalur Pantura ini sudah berusia 489 tahun dan semakin berkilau terang menyambut datangnya para pecinta budaya nusantara.