KABARIKA.ID, MAKASSAR-Kesadaran tentang adanya risiko Penyakit Akibat Kerja (PAK) berupa Ganguan Otot Rangka akibat Kerja (GOTRAK), terutama di kalangan industri dirasakan belum terlalu mendapat perhatian besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal tersebut tercermin pada masih seringnya gejala-jejala sakit di bagian otot, sendi, atau di bagian rangka (tulang) tubuh pekerja hanya diartikan sebagai gejala-gejala sakit biasa yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan mereka di tempat kerja.
Hal tersebut mendorong Departemen Teknik Industri Universitas Hasanuddin, melalui Laboratorium Perancangan Sistem Kerja, Ergonomi, dan K3 (PSKE-K3)melakukan Penyuluhan Industri dalam rangka menjalankan fungsi Pengabdian pada Masyarakat (Abdimas) Inovatif Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin di PT. Ciamos Adisatwa Makassar (CAM) atau yang juga dikenal dengan PT. Japfa yang bergerak dalam bidang pengolahan hasil ternak berupa ayam karkas.
Ayam karkas adalah daging ayam utuh tanpa ceker dan kepala yang sudah dibersihkan dari bulunya dan jerohan. Ayam karkas ini juga sering disebut dengan istilah ayam potong karena bentuknya beragam. Ada yang masih utuh hingga sudah dipotong-potong menjadi beberapa bagian.
Kegiatan Penyuluhan Industri tersebut dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 30 November 2023 di pimpin langsung oleh Kepala Lab PSKE-K3 Unhas Dr. Eng. Ir. Ilham Bakri, ST., M.Sc., IPM., AER didampingi oleh seluruh anggota tim Abdimas yakni Prof. Dr. Ir. Syamsul Bahri., M.Si., IPU., AER., Ir. Retnari Dian Mudiastuti, ST., M.Si., IPM., Ir. Nadzirah Ikasari Syamsul., ST., MT., IPM., Ir. Megasari Kurnia, ST., MT., dan Ir. Diniary Ikasari Syamsul., ST., MT.
Tim Abdimas tersebut diterima langsung oleh Ady Armin Amiruddin sebagai Head of Unit dan Arham Mursalim, ST sebagai Head of PPIC PT. CAM.
Dihadapan manajemen serta pekerja PT. CAM, Ir. Ilham menjelaskan bahwa biaya akibat GOTRAK bisa mencapai sekitar 30% dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menutupi biaya kesehatan para pekerjanya.
Data juga menunjukkan bahwa GOTRAK menyebahkan rata-rata pekerja akan meninggalkan tempat kerjanya selama 11 hari kerja per bulan, lebih tinggi dari rata-rata jumlah hari dimana pekerja meminta izin karena akibat sakit atau gangguan kesehatan lainnya yang rata-rata hanya 8 hari per bulan.
Dr. Ilham juga menjelaskan dalm sebuah laporan ilmiah nasional, rata-rata pekerja melaporkan adanya gejala nyeri atau bahkan sakit pada bagian punggung bawah, pergelangan tangan, pergelangan kaki, serta pada bagian bahu.
Penyuluhan di PT. CAM juga diisi dengan sosialisai SNI No. 9011-2021 tentang Pengukuran dan Evaluasi Potensi Bahaya Ergonomi di Tempat Kerja yang telah ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) tahun 2021 yang lalu.
Ir. Megasari menjelaskan bahwa walaupun SNI 9011-2011 masih dalam tahap sosialisasi penggunaannya oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia, SNI tersebut telah dapat digunakan oleh Perusahaan untuk melakukan pemeriksaan mandiri di tempat kerja masing-masing tentang adanya risiko GOTRAK.
Dengan mengetahui risiko-risiko tersebut, perusahaan diharapkan dapat segera mengambil tindakan-tindakan perbaikan baik secara teknis maupun adminstratif sesuai dengan hirarki pengendalian bahaya yang dikenal selama ini.
Secara terpisah, Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Eng. Ir. Muhammad Isran Ramli, ST., MT., IPM., AER menyatakan apresiasinya yang tinggi atas terlaksananya kegiatan Abdimas tersebut sembari berharap kegiatan-kegiatan semacam itu dapat meningkatkan keterlibatan perguruan tinggi dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada di industri.
Dr. Ir. Rustan Tarakka, ST., MT., IPM selaku Wakil Dekan bidang Kemitraan, Riset dan Inovasi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin menjelaskan lebih lanjut bahwa pihaknya mendukung penuh sivitas akademik Fakultas Teknik yang melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan menyediakan skim pendanaan khusus setiap tahunnya.***