KABARIKA.ID, MAKASAR–Tim Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirskrimum) Polda Sulawesi Selatan, menangkap empat pelaku penggelapan pupuk bersubsidi jenis phonska sebanyak 50 ton di pergudangan di Kelurahan Lantebung, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Komisaris Besar Jamaluddin Farti, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Sulsel Kombes mengakui jika pihak sedang menangani kasus penggelapan atau pencurian pupuk bersubsidi.

“Empat pelaku sudah kita amankan, setelah dilakukan pemyelidikan atas laporan masyarakat yang masuk, terkait langkanya pupuk bersubsidi,” katanya tanpa menyebut identitas para pelaku, Minggu (17/3) malam

Terpisah, Panit I Resmob Diskrimum Polda Sulsel Iptu Sunardi menambahkan, dari hasil penyelidikan ditemukanlah di Kawasan Pergudangan Lantebung, Gudang Garuda, Kelurahan Lantebung, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, menjadi tempat penyimpanan hasil penggelapan pupuk bersubsidi itu.

Dalam penggerebekan di Gudang Garuda, ditemukan sejumlah barang bukti yang juga sudah diamankan berupa empat buah truk, yaitu satu truk tongkang merek isuzu 6 roda dengan muatan sekitar 6 ton pupuk.

Satu truk tongkang merek canter enam roda dengan muatan sekitar 6 ton pupuk. Satu truk bak terbuka merek canter enam roda dengan muatan sekitar 4 ton pupuk, satu truk tongkang merek Dyna 10 roda dengan muatan sekitar 29 ton pupuk.

“Jadi, para pelaku tersebut adalah transportir yang mengangkut dari pelabuhan ke gudang distributor pupuk bersubsidi yaitu PT Andika. Setelah dari gudang PT Andika, harusnya pupuk-pupuk tersebut disalurkan ke berbagai daerah, tapi oleh pihak transportir, pupuk tersebut transit di Gudang Garuda Lantebung, untuk diambil sebagian, dan dikemas ulang,” jelas Sunardi.

Oleh para pelaku, pupuk subsidi jenis phonska tersebut lalu didistribusikan sendiri ke Kabupaten Barru dan Pangkajene Kepulauan (Pangkep), dan dijual dengan harga Rp70.000 per 50 kilogram.

Kasus tersebut masih terus dalam pengembangan, untuk mengetahui sindikat penggelapan pupuk bersubsidi yang selalu dikeluhkan kurang di tingkat petani. (**