MAKASSAR, KABARIKA.ID –– Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama), Ganjar Pranowo duduk sepanggung dengan Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas) Andi Amran Sulaiman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ganjar dan Andi Amran menjadi panelis pada Dialog Kebangsaan Pengda Kagama Sulsel di Hotel Swiss Bell Inn Makassar, Minggu (9/10/2022).

Dialog kebangsaan ini mengangkat tema Sinergi Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) dengan Generasi Muda dalam Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional.

Keduanya bicara tentang potensi sumber daya alam Indonesia yang sangat besar. Dengan potensi tersebut, pertanian bisa menjadi kekuatan utama pembangunan Indonesia masa depan.

Andi Amran Sulaiman menyampaikan untuk memajukan pertanian kuncinya terletak pada kebijakan yang tepat dan keberanian mengambil keputusan.

“Kalau ingin jaga ketahanan pangan, bangun gudang cold storage berkapasitas 10 juta ton. Bangun di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan di Sulawesi. Saya yakin tidak akan terjadi inflasi pangan,” kata Menteri Pertanian periode 2014-2019 itu.

Selanjutnya, Andi Amran juga berharap dengan adanya kolaborasi antara IKA Unhas dan Kagama yang jika ditotal sebanyak 700 ribu putra-putri terbaik, maka yakin dan percaya Indonesia akan menjadi negara super power di segala bidang.

“Hari ini alhamdulillah sudah tanda tangan kerja sama antara IKA Unhas dan Kagama. insyaallah ke depan ini sangat kuat kolaborasi alumninya Kagama 500 ribu,” ungkapnya.

Kemudian, tambah Andi Amran, alumni Unhas 200 ribu. Ini totalnya 700 ribu. Nah, 700 ribu ini putra putri terbaik. Bisa mempengaruhi 100 ribu saja, berarti berapa? Bisa 70 juta.

”Kalau 70 juta ini bisa berkolaborasi minimal bisa kita mempengaruhi kebijakan pusat untuk umat, bangsa dan negara,” ungkap Andi Amran.

Selain itu Founder Tiran Group itu juga menyinggung terkait potensi kekayaan alam dan sumber daya manusia di Indonesia bagian timur.

Ia menegaskan, potensi alam, energi, pangan dan hasil laut semua tersedia melimpah ruah di timur Indonesia. Akan lebih dahsyat jika potensi ini dimanfaatkan dan dirasakan oleh anak bangsa sendiri.

“Sumber daya alam Indonesia luar biasa dan itu berada di timur. Kalau Indonesia ingin melompat jauh menjadi negara maju, menjadi negara super power, kita garap bersama-sama timur oleh anak bangsa sendiri. Saya yakin bisa,” tekannya.

Pria kelahiran Bone Sulawesi Selatan itu mencontohkan, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara yang menyimpan kekayaan alam yang melimpah.

Kepada wartawan usai dialog, Andi Amran menyatakan bahwa satu kabupaten Konawe bisa menghasilkan Rp2 juta triliun nikel sebelum diolah. Ia mengkalkulasi ada 46 miliar ton nikel di wilayah tersebut.

“Ini baru nikel, mineral. Nikel kita terbesar di dunia sebanyak 52 persen. Kita kuasai nikel untuk dunia. Bisa dibayangkan 52 persen itu jika dikelola dengan baik oleh anak bangsa sendiri maka Indonesia bisa disebut pengendali energi kedepan. Tapi dengan catatan yang mengelola putra putri terbaik bangsa dengan penguasaan teknologi yang mumpuni,” paparnya lugas.

Sementara itu, Ganjar Pranowo melihat di era serba digital seperti saat ini, sektor pertanian bisa lebih baik dibandingkan era-era sebelumnya karena semua sudah terfasilitasi secara digital.

Olehnya itu ia mendorong para milenial untuk tak segan bermimpi menjadi petani.

Itu harapan besar bangsa ini ke depan. Modernisasi pertanian dan mekanisasi menurut saya menjadi keharusan,” tutur Ganjar.

Kesiapan menghadapi krisis pangan dunia harus dilakukan sejak dini. Termasuk tanaman-tanaman pendamping beras. Sehingga tidak cukup hanya padi saja. Tapi ada porang, ada sagu.

“Jadi anak muda itu kita dorong, kita bina, dan diajarkan menanam umbi-umbian, menurut saya itu harus kita siapkan. Ingat, situasi globalnya sudah berubah, energi juga berubah, pangan berubah, harga juga berubah, maka kita sebagai negara agraris mestinya hari ini kita siap,” pungkas Gubernur Jawa Tengah itu. (*/roy)