𝕃𝕖𝕟𝕤𝕒 𝕁𝕦𝕣𝕟𝕒𝕝𝕚𝕤𝕥𝕚𝕜 𝕀𝕤𝕝𝕒𝕞i: 𝗗𝗢𝗦𝗔 

Oleh 𝙎𝙪𝙛 𝙆𝙖𝙨𝙢𝙖𝙣

Menakar dosa tidaklah rumit.

Rasulullah SAW mendeklarasikan:

Bila Engkau melakukan sesuatu, tapi takut atau malu dilihat orang, yakinlah tingkah perangaimu itu masuk distrik dosa. (Hadis)

Misalnya,

Ketika Anda melihat dompet di tengah jalan, kala itu tergerak hatimu untuk menyergapnya.
Lalu menoleh ke kanan dan kiri (bermaksud mengamati keadaan) “adakah orang mengintai teater subversifmu itu” ketahuilah itulah dosa.

“Menoleh ke kanan kiri”, adalah sebuah pertanda bangkitnya ion-ion cemas, khawatir, alias gugup dipantau orang, berarti dosa.

Bgm ajaran Niccola Machiavelli melihat manuver muslihat di atas, wow gampang:

“Anda tidak perlu menengok ke arah kanan kiri lagi, ambil cepat dompet itu 𝘯𝘢 𝘮𝘶𝘣𝘶𝘤𝘤𝘶𝘪 𝘭𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘳𝘢𝘯𝘨..”

Sebuah teori menghalalkan segala cara demi meraih tujuan, merupakan cara² yang sangat buruk 𝘥𝘦’ 𝘯𝘢𝘸𝘦𝘥𝘥𝘪𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘥𝘥𝘪𝘣𝘰𝘭𝘢. Sebab, itulah dosa.

Menindas kebenaran dengan ritual kezaliman.

Sejak dulu, seperti inilah yang terjadi di negeriku, aneh tapi nyata.

Banyak orang bangkit karena dosanya, dan ada pula orang jatuh karena kejujuran.

Seorang pendosa kadang² suka dielu-elukan sebagai pahlawan.

Disetting kehebatannya.
Dipuja puji kepemimpinannya,
Bahkan ditutupi aneka kelemahannya.
Pendeknya, dibangun imagenya sulit tertandingi keluarbiasaannya, padahal garong dan 𝘗𝘢𝘣𝘣𝘰𝘵𝘦𝘬 𝘭𝘰𝘱𝘱𝘰.

Kekayaannya menggunung, tidak mungkin terjadi tanpa melibatkan akumulasi dosa dan cara-cara kamuflase di dalamnya.

Mereka tidak sadar bila setiap dosa yang dirakitnya, suatu saat akan menghancurleburkan dirinya sendiri juga keluarga besarnya.

Ketahuilah, satu tetes kebocoran kecil akan menenggelamkan sebuah kapal besar. Begitu pula, satu titik api bisa menghanguskan kota besar sekelas los Angeles.

Saudaraku,

Dosa memang manis pada awalnya, tetapi pahit pada akhirnya.

Menjauhi dosa itu lebih ringan daripada menahan sakitnya rasa penyesalan kelak.

Tidak ada kekebalan dari akibat dosa.
Siapa pun mereka,
Dimanapun ia berada.
Hukumannya cepat dan lambat pasti bagi setiap pendosa.

Melalui Ramadan Karim ini, mari kita kembali ke ajaran Tuhan Yang Maha Pengampun.

Bakarlah dosa dosa itu sekarang.

𝗦𝗶𝗱𝗿𝗮𝗽, 𝟬𝟳 𝗥𝗮𝗺𝗮𝗱𝗵𝗮𝗻 𝟭𝟰𝟰𝟲 𝗛