KABARIKA.ID, MAKASSAR — Universitas Hasanuddin (Unhas) menyelenggarakan kuliah umum dengan menghadirkan doktor ilmu pertahanan, D Ir Hasto Kristiyanto, M.M sebagai narasumber.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kegiatan yang membahas “Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara” berlangsung mulai pukul 09.30 Wita di Auditorium Prof Amiruddin, Fakultas Kedokteran, Kampus Tamalanrea, Makassar, Kamis (28/7/2022).
Mengawali kegiatan, Rektor Unhas Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa, M.Sc., menyampaikan ungkapan terima kasih atas kehadiran narasumber beserta rombongan di Unhas. Ia mengatakan topik yang dibahas sangat menarik untuk diketahui secara mendalam khususnya bagi generasi muda Indonesia.
“Nasib suatu bangsa ditentukan oleh geografisnya terutama sumber daya alam. Di Unhas banyak dosen yang memberikan perhatian terhadap diskursus geopolitik. Tentunya ini harus menjadi pemahaman bersama. Kedatangan bapak Hasto akan memberikan kita pencerahan bagaimana geopolitik masa lalu dan bagaimana Soekarno mengambil bagian kala itu,” jelas Prof JJ.
Setelah sambutan selamat datang, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dari narasumber. Dalam kesempatan tersebut, Dr. Hasto mengatakan bahwa geopolitik secara umum berbicara tentang fenomena politik berdasarkan pada faktor geografis. Menurutnya, cara pandang geopilitik memberikan dampak terhadap kemajuan bangsa.
Hasto mengatakan, pemikiran geopolitik Soekarno memuat beberapa hal penting yakni berdasarkan pada ideologi pancasila, bertujuan membangun tata dunia baru, berdasarkan prinsip bahwa dunia akan damai apabila bebas dari imperialisme dan kolonialisme.
Tidak hanya itu, juga mengandung pentingnya menggalang solidaritas bangsa berdasarkan prinsip ko-eksistensi damai dan berorientasi pada struktur dunia demokratis, sederajat dan berkeadilan.
Lebih lanjut, Hasto menggambarkan posisi Sulawesi Selatan yang harus dibangun berdasarkan pemahaman geopolitik, khususnya menyangkut strategis Selat Makassar. Dengan akan dibangunnya Ibu Kota Negara Indonesia di Kalimantan Timur, ia mengatakan Makassar berada dalam koridor segaris dan menjadi pintu yang menghubungkan ke Utara sampai ke Samudera Pasifik.
“Makassar memiliki peran penting untuk mengambil bagian. Sebagai perguruan tinggi di Indonesia Timur, Unhas harus membangun kesadaran terhadap masa depan, apa titik-titik strategis yang harus dikembangkan dalam konteks konektografi, yang perlu dibangun dalam konteks geopolitik Soekarno,” jelas Dr Hasto.
Dr Hasto juga mengajak perguruan tinggi untuk berperan secara aktif dalam berbagai permasalahan bangsa melalui berbagai peran dan aksi nyata. Menurut beliau, bangsa yang besar hadir karena adanya keterlibatan perguruan tinggi melalui riset dan inovasi.
Setelah pemaparan materi, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab dari para peserta. Kegiatan yang diikuti kurang lebih 200 peserta berlangsung lancar hingga pukul 12.00 Wita. (*)