KABARIKA.ID, JENEPONTO – Ketua umum PP IKA Unhas Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P. bersama sekitar 20 orang pengurus Pusat IKA Unhas, jalan-jalan ke Jeneponto, tepatnya di Desa Gunung Silanu, Kecamatan Bangkala, Rabu pagi (4/10/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kedatangan Andi Amran ke Jeneponto atas undangan politisi Irmawati, S.Sos dan Hj. Vonny Ameliani S., S.E., M.H.

Setibanya di lokasi sekitar pukul 10.30 WITA, Menteri Pertanian periode 2014-2019 itu disambut oleh Irmawati, Hj. Vonny Ameliani S., ketua IKA Unhas daerah Jeneponto, Rahmat, ketua HKTI Jeneponto, Syafruddin, dan kepala Desa Gunung Silanu.

Di bawah tenda kerucut yang telah disiapkan oleh panitia di lokasi, tuan rumah telah menyiapkan makanan dari hasil bumi yang populer dari Jeneponto, yakni jagung bakar dan jagung rebus.

Andi Amran menyampaikan sambutan di depan sekitar 200-an hadirin yang penuh motivasi untuk generasi muda, meskipun hanya berbicara selama 16 menit, namun tujuh kali mendapat aplaus dari para hadirin, di Desa Gunung Silanu, Kecamatan Bangkala, Jeneponto, Rabu pagi (4/10/2023). (Foto: M. Ruslan/kabarika)

Usai mencicipi makanan tersebut, Andi Amran kemudian dipersilakan memberikan sepatah kata sebagai persambungan komunikasi dengan masyarakat yang hadir, yang jumlahnya sekitar 200 orang.

Dalam sambutannya, Andi Amran menyampaikan bahwa ada tanda mata (legacy) yang ditinggalkan saat ia menjabat Menteri Pertanian. Tanda mata yang dimaksud adalah bendungan Karalloe.

Pembangunan bendungan tersebut, kata Andi Amran, sempat berjalan alot karena banyak warga yang tidak mau bendungan itu dibangun.

“Aku turun langsung, aku katakan kepada mereka pamopporangnga karaeng ini untuk rakyat banyak, ini adalah untuk anak cucu kita, untuk generasi kita 1000 tahun ke depan untuk Jeneponto,” ujar Andi Amran.

Untuk diketahui, bendungan Karalloe diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 23 November 2021. Bendungan Karalloe terletak di Dea Garing, Desa Datara, Kecamatan Tompobulu dan di Desa Taring, Kelurahan Tonrotita, Kecamatan Birigbulu.

Pada musim kemarau yang berkepanjangan akibat El Nino saat ini, Kabupaten Jeneponto termasuk daerah gersang akibat kekurangan air.

Namun di mata Andi Amran, daerah gersang itu justru menjadi pembentuk karakter tersendiri bagi penduduknya.

“Biasanya orang yang lahir dari daerah gersang orangnya petarung. Ingat, pelaut ulung lahir di ombak besar,” ujar Andi Amran memberi motivasi.

Ia juga mengaku berasal dari desa miskin di Kabupaten Bone, namun justru memacunya untuk bangkit meraih penghidupan yang lebih baik.

“Desa termiskin di Sulsel adalah desa tempat saya di Bone. Aku lahir miskin dan menderita, bahkan hina, tapi aku tidak akan mati dalam keadaan hina dan miskin,” tandas Andi Amran, yang disambut aplaus dari para hadirin.

Masyarakat yang hadir serius mendengarkan sambutan dari Andi Amran, di Desa Gunung Silanu, Kecamatan Bangkala, Jeneponto, Rabu pagi (4/10/2023). (Foto: M. Ruslan/kabarika)

Andi Amran menyebut kehadirannya di Jeneponto kali ini adalah wujud perhatian dan cintanya pada daerah ini, meskipun dirinya bukan lagi pejabat.

Ketika masih menjadi menteri pertanian, Andi Amran empat kali mengunjungi Jeneponto. Salah satunya untuk memberikan bantuan bibit jagung di Desa Tolo.

“Tidak menjabat pun aku datang. Hari ini aku datang cuma mau makan jagung. Jagung yang saya makan mungkin harganya cuma Rp 10.000,- tapi biaya datang ke sini Rp 150 juta. Jadi jagung termahal ada di Jeneponto,” ujar Andi Amran yang disambut tawa dan aplaus dari segenap hadirin.

Tapi itulah bentuk rasa cintanya kepada warga Jeneponto, dan itu tidak bisa dinilai dengan uang.

“Tapi yang namany cinta tidak boleh dinilai dengan rupiah. Saya cinta Jeneponto. Cinta tidak boleh dinilai dengan waktu, lelah dan rupiah. Itulah cinta sejati saya, tidak bisa diukur dengan jabatan,” ucap Andi Amran.

Kedatangannya di Jeneponto memberi makna tersendiri bagi warga Desa Gunung Silanu. Salah satunya karena memberi kesempatan bagi warga desa ini, baik anak-anak maupun orang tua, untuk melihat langsung dan lebih dekat pesawat helikopter.

Seperti di banyak tempat, kehadiran Andi Amran di Desa Gunung Silanu ini juga menebar berkah. Terutama kepada anak yatim, anak berprestasi, dan anak-anak penghafal Al Quran. Puluhan anak yang mendapat hadiah sejumlah uang tersenyum bahagia, bahkan ada yang sempat meneteskan air mata haru dan bahagia. (rus)