Ahmad Musa Said
Pengurus Pusat Ikatan Alumni (IKA) UNHAS

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dok. pribadi

Senin, 10 Juni 2024 menjadi hari yang spesial bagi civitas academica Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor. Kedatangan orang nomor satu di Kementerian Pertanian tentu menjadi kesan tersendiri bagi seluruh dosen, mahasiswa dan staf yang hadir pagi menjelang siang itu.

Setelah meninjau sejenak display inovasi yang dihasilkan dosen dan mahasiswa Polbangtan, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman (AAS) lalu menyambangi auditorium yang terletak di bagian utama kampus yang telah ada sejak zaman Belanda ini.

Mentan AAS hadir di kampus yang berdiri sejak tahun 1876 ini untuk memberikan arahan pada acara “Pelepasan Mahasiswa Polbangtan/PEPI (Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia) dalam rangka Pengawalan Program Perluasan Areal Tanam dan Upaya Khusus Darurat Pangan”.

Program ini langsung mengirim mahasiswa Polbangtan dan PEPI ke lahan sawah untuk mengawal program pompanisasi, tak tanggung-tanggung, tujuh bulan lamanya mahasiswa dan mahasiswi tersebut akan digembleng di lapangan, membantu petani, berswadaya dengan masyarakat dalam rangka menjamin keberhasilan program di lahan-lahan yang sebelumnya telah diberi bantuan pompa dan alsintan.

Dalam arahannya Mentan AAS lebih memilih untuk tak membaca naskah yang telah disiapkan protokol kecuali untuk daftar tamu kehormatan yang hadir, selebihnya, Mentan lebih banyak memberikan nasehat dan petuah untuk calon petani milenial tersebut.

Arahan yang pertama diberikan kepada pemuda harapan bangsa itu adalah tentang memperbaiki niat. Perbaiki nawaitunya (niat), kata beliau dengan wajah serius. Kalau niat benar, insyaAllah akan baik dan benar pada ujungnya.

Mentan juga mengingatkan kepada mahasiswa Polbangtan yang hadir baik luring maupun daring agar memanfaatkan betul masa tujuh bulan di lapangan ini untuk pengembangan diri. Saya titip, lakukan yang terbaik di lapangan, anda adalah calon pahlawan pangan bangsa ini.

Anak-anakku sekalian, lebih baik air mata anda menetes hari ini karena kerasnya perjuangan, daripada 15 sampai 25 tahun ke depan anda menangis menderita karena penyesalan. Kerja keraslah, tidurlah yang nyenyak dan makanlah yang nikmat. Tidur nyenyak serasa di Hotel Bintang lima karena kantuk kelelahan, dan makan nikmat seolah di restoran mewah karena lapar dalam kecapaian.

Jangan habiskan waktu untuk mengaplot status di Whatsapp, galau, dan sebagainya. Tanpa diaplotpun orang sudah tahu anda menderita, apalagi diaplot, candanya yang disambut tawa seisi ruangan. Pemilik paten racun tikus ini lalu membandingkan mahasiswa ini dengan orang-orang ternama di dunia.

Anda semua sudah memenuhi syarat untuk menjadi orang sukses, Steve Jobs itu mengundurkan diri di tahun pertama kuliahnya, Mark Zuckerberg dropout dari kampusnya, sedang anda, saat ini sudah berada di tahun-tahun akhir perkuliahan, anda harus lebih sukses dari mereka berdua lanjut Mentan.

Jangan suka cari muka, anda sudah punya muka sendiri. Buktikan diri anda dengan prestasi, bukan dengan cara pencitraan. Seperti mereka yang baru mau membersihkan kampus ketika saya datang, tapi tidak ada di sini yah, yang diikuti riuh tawa mahasiswa dan dosen.

Bagi yang jatuh cinta, simpan dulu cintamu, katakan pada yang menolak cintamu, saya pastikan kamu akan menyesal 15 tahun yang akan datang.

Dia lalu mengisahkan bagaimana dirinya dulu waktu mahasiswa ditolak cintanya, karena sang wanita lebih memilih yang menggunakan Jimmy putih dibanding dirinya yang hanya anak kos-kosan dan kadang tak mampu pulang kampung di waktu libur karena tak ada ongkos mobil.

Kepada mahasiswa yang senasib sering beliau mengajak untuk saling menepukkan tangan sambil berseru, Tosss, selamat, kita seperguruan, sama-sama alumni Universitas Kasih Tak Sampai, saya senior, kamu yunior, tapi pastikan kesuksesanmu ke depan akan membuat orang yang mencampakkanmu itu menelan air liurnya karena menyesal melihat keberhasilanmu.

Mentan lalu bertanya pada semua yang hadir, siapa musuh terbesar anda dalam meraih kesuksesan? Diri sendiri, jawab mahasiswa. Ya, betul katanya, biar sepuluh malaikat berdiri di sini, sepuluh menteri ceramah di sini, tak akan ada yang merubah anda kalau anda sendiri tak mau mengubah diri anda menjadi sukses.

Dengan fasihnya dia lalu mengutip Surah Ar Ra’ad ayat 11 : Innallaaha laa yughayyiru maa biqawmin hattaa yughayyiruu maa bianfusihim, sesungguhnya Allah tak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang mengubah nasibnya. Nasibmu ada di tanganmu lanjutnya.

Keliru kalau ada yang menyatakan bahwa nasibnya sudah seperti ini, itulah setan kehidupan. Sebuah haditspun dikutipnya dengan fasih dalam bahasa Arab, Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja, mengerjakannya secara profesional. (HR. Thabrani : 891).

Jangan membiarkan atasan anda tersesat, banyaklah berbuat baik, jangan bahas yang tidak penting, sibukkan diri dengan hal yang positif. Mentan bahkan berpesan kepada dosen Polbangtan, berikan tugas seberat mungkin kepada mahasiswa, kalau perlu sampai muntah gara-gara kebanyakan tugas, kelakar Ketua Umum IKA Unhas ini.

Pada ujung arahannya, owner Tiran Group ini berpesan kepada mahasiswa, anak-anakku sekalian, jaga kehormatan Kementerian Pertanian dan Polbantan di lapangan, anda adalah duta kita semua, duta pertanian, tunjukkan prestasi terbaikmu di lapangan, sehingga anda akan dikenang republik ini sepanjang masa, salam penutup Mentan kemudian dibalas dengan salam dan standing aplaus dari seluruh hadirin di ruangan.

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman berfoto bersama denganmahasiswa Polbangtan Tingkat I yang menjadi among tamu pada acara pelepasan. (Foto: Uca)

Sembari mengetik catatan ringan ini saya tersenyum sendiri, mengingat pertanyaan yang sering beliau sampaikan. Bagaimana caranya supaya saya bisa hafal al Qur’an dan Hadits? Saya ingin hafal dan manfaatkan sisa hidup saya untuk beribadah dan berdakwah mengajak ummat kepada kebaikan. Jalan itu sebenarnya sudah anda tempuh pak Menteri, hari ini, dan sejak lama, anda sudah berdakwah bil hal (dengan tindakan), dan kini disempurnakan dengan bil lisan (dengan ucapan).

Mungkin tidak dengan hafalan yang banyak, atau hadits yang bertaburan, tapi inti dari dakwah itu adalah pengamalan ayat dan hadits tersebut. Kesesuaian antara hati, kata dan perbuatan. Juga tidak melalui mimbar Jum’at maupun ta’lim rutin, tapi di setiap momen pertemuan dengan sahabat, saudara, keloga termasuk duta pertanian hari ini.

Adapun kami selaku pendengar, berharap menjadi hamba Allah yang mendapatkan kabar gembira, karena menjadi pendengar tawshiyah istimewa tersebut serta berusaha mengikuti semua hal baik yang didengarkan, itulah hidayah bagi ulul albab (QS. Az Zumar, 39 : 18). Wabillahittaufiq Walhidayah. Wassalaam.