KABARIKA.ID, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan Indonesia tidak hanya mencapai swasembada beras, tetapi juga menjadi lumbung pangan dunia dalam beberapa tahun ke depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dengan strategi yang jelas dan ambisius, Kementan optimistis bahwa negara ini mampu mengurangi impor, meningkatkan produksi, dan menjadi pemain utama dalam pasar ekspor beras global.

Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Lahan Marginal, Anny Mulyani, memaparkan bahwa peta jalan (roadmap) menuju swasembada telah disusun matang.

“Kami telah memetakan program-program strategis, seperti pompanisasi, optimalisasi lahan rawa, dan cetak sawah, yang diharapkan bisa menambah produksi beras hingga jutaan ton per tahun,” ujar Anny dalam Focus Group Discussion di Bogor,  Senin (7/10/2024).

Dalam peta jalan tersebut, Kementan menargetkan produksi beras meningkat secara signifikan mulai 2025.

Dengan program seperti pompanisasi 1 juta hektare, optimasi lahan rawa, dan cetak sawah 1 juta hektare, Indonesia diharapkan mampu menambah produksi hingga 2,5 juta ton.

“Pada 2026, kami berencana melanjutkan cetak sawah dan perbaikan irigasi di 1 juta hektare, serta mengurangi ketergantungan pada impor. Target kami, produksi beras melonjak hingga 5 juta ton,” jelas Anny.

Langkah besar lainnya diambil pada 2027, dengan target peningkatan produksi beras sebesar 10 juta ton, melalui cetak sawah dan perbaikan irigasi di area yang sama.

Pada tahun ini, Indonesia diharapkan telah mencapai swasembada penuh.

Tak berhenti di situ, 2028 menjadi titik krusial di mana Indonesia mulai mengekspor beras, dengan target peningkatan produksi hingga 10 juta ton.

Puncaknya, pada 2029, Kementan mencanangkan produksi mencapai 12,5 juta ton, dengan program cetak sawah, ekspor beras, dan bantuan beras untuk kebutuhan kemanusiaan.

“Peta jalan ini menggarisbawahi transformasi besar Indonesia: dari swasembada di 2027 hingga menjadi lumbung pangan dunia pada 2029. Dengan dukungan semua pihak, kita bisa mewujudkan hal ini,” pungkas Anny.

Dengan langkah-langkah yang terukur, Indonesia tidak hanya bersiap untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga berpotensi menjadi salah satu pemain utama di pasar pangan dunia.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa program cetak sawah perlu dilakukan untuk mempercepat swasembada sekaligus membuat Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

Sebagaimana diketahui, saat ini, pemerintah tengah berfokus pada lahan intensifikasi sawah existing seluas 40 ribu hektare di Kabupaten Merauke, Papua Selatan.

“Dari jumlah tersebut, 35 ribu di antaranya dalam masa pertanaman. Ke depan akan kami perluas sehingga menghasilkan produksi yang cukup besar,” jelasnya.