KABARIKA.ID, MAKASSAR –Badaruddin Puang Sabang secara aklamasi terpilih menjadi Ketua Umum Perkumpulan Produsen Benih Tanaman Perkebunan Indonesia (PPBTPI) periode 2022-2027. Badaruddin terpilih dalam musyawarah besar PPBTPI di Hotel RA Premiere Simatupang, Jakarta, pada 26-27 Juli 2022.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mubes PPBTPI dibuka Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Andi Nur Alamsyah didampingi Direktur Perbenihan Saleh Muktar. Terpilihnya Badaruddin menjadi Ketua PPBTPI merupaakn untuk yang kedua kalinya.

Dalam sambutannya, Badaruddin mengatakan, pihaknya juga sudah menyiapkan beberapa program. Di antaranya meningkatkan kompetensi anggota PPBTPI dalam mengelola usaha produsen benih. Lalu, para anggota memiliki sertifikat kompetensi sesuai komoditi yang diproduksi. Selain itu ada pengelolaan potensi dan produksi benih di setiap wilayah

“Dengan adanya PPBTPI di setiap provinsi ini diharapkan agar terjaminnya ketersediaan benih dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu baik untuk kebutuhan pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun kebutuhan swasta serta kebutuhan masyarakat umum,” katanya, Kamis (28/7/2022).

Badaruddin yang juga ketua DPW Partai Bulan Bintang (PBB) Provinsi Sulawesi Selatan ini mengklaim, benih yang diproduksi oleh anggota PPBTPI adalah benih bermutu, bersertifikat, berlabel dan sudah pasti berkualitas sesuai standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Badaruddin menegaskan, asosiasi akan mempercepat penerapan standarisasi pembibitan di tingkat anggota.

“Saya jamin konsumen dapat memperoleh benih dengan standar yang sama dari Aceh hingga Papua,” jelas ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Provinsi Sulawesi Selatan itu. Badaruddin menambahkan, keberadaan bibit perkebunan berkualitas dengan harga terjangkau sangat dibutuhkan pekebun. Pihaknya juga pada 2021 merilis harga bibit tanaman perkebunan.

“Penetapan harga ini dilakukan agar konsumen bisa mendapatkan bahan tanam bermutu dengan harga wajar. Harga ini sekaligus menjadi acuan untuk menentukan bibit yang ditawarkan secara tidak rasional, apakah terlalu mahal atau terlalu murah sehingga berisiko pada mutu benih yang tidak layak,” jelasnya. Adapun harga benih perkebunan untuk 2021 di luar ongkos kirim di antara bibit kopi arabika Rp6.500 per batang siap salur, dan kopi robusta Rp8.500 per batang.

Untuk kakao Rp6.000 per batang untuk benih hibrida dan bibit kakao sambungan dipatok Rp8.500 per batang yang merupakan koreksi dari harga di tahun sebelumnya. Sedangkan harga bibit karet dipatok Rp8.500 per batang, kelapa dalam unggul nasional dalam polibeg Rp35.000 per batang, lada Rp8.500 per batang dan pala Rp13.000 per batang. Sementara untuk tebu dipasarkan dengan harga Rp300 per mata. Lalu untuk kelapa sawit dipatok dengan harga Rp40.000 per batang.

“Mengenai harga benih setiap komoditi berbeda-beda dan standar harga pada 2021 masih berlaku. Kemungkinan tahun ini beberpa kemoditi yang akan mengalami perubahan harga setelah efek dari kenaikan harga pupuk, pestisida dan lainnya,” tutupnya.

Sementara itu, anggota dewan pakar Dr. Ir. Sudirman Numba mengharapkan agar kepengurusan yang baru pada periode kedua ini, Badaruddin mampu meningkatkan kapasitas dan kemampuan anggota agar benih bisa diproduksi di daerah masing-masing.

‘’Kepengurusan yang baru ini punya beban untuk memandirikan anggota, dalam melayani kebutuhan benih di daerah,’’ katanya.

Dia berharap agar kebutuhan benih tidak didatangangkan dari daerah lain. ‘’Misalnya benih untuk Sulawesi Selatan tidak perlu lagi dari luar Sulsel,’’ katanya. (sin-roy)