KABARIKA.ID, JAKARTA–Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh menyatakan saat matahari terbenam, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk antara 4° 52.71′ sampai dengan 7° 37.84′ dan sudut elongasi 8° 23.68′ hingga 10° 12.94′.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Artinya secara teori astronomis bulan sudah tampak, sehingga memungkinkan Rabu 10 April akan ditetapkan sebagai satu Syawal.

“Secara teori astronomis, bulan sudah nampak dan memungkinkan untuk bisa dilihat (imkan rukyah) sehingga besok, Rabu, 1 Syawal,” kata Asrorun Niam di Jakarta, Selasa (9/4/2024).

Merujuk dari data tersebut, maka sudah memenuhi syarat minimal visibilitas hilal, yaitu apabila posisi hilal mencapai ketinggian tiga derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Niam juga menyampaikan agar momen Idul Fitri dapat dijadikan momentum untuk memperkokoh rasa kebersamaan dan persaudaraan.

“Saya secara khusus menyampaikan, momentum Idul Fitri 1 Syawal 1445 H yang dilaksanakan secara bersama ini perlu dijadikan momentum untuk memperkokoh rasa kebersamaan dan persaudaraan kita, yang bisa jadi kendor pascapemilu karena perbedaan pilihan politik,” jelasnya.

“Saatnya mengedepankan kebersamaan dan titik temu serta menurunkan ego dan mengesampingkan perbedaan, semata untuk kepentingan persatuan nasional. Persatuan dan persaudaraan adalah modal dasar kita untuk mewujudkan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” ungkap Niam.