Gubernur Hadirkan Infrasturktur Jembatan Lanrange di Wajo, Warga: Kami Tidak Terisolasi Lagi

Jembatan Lanrange Diresmikan Gubernur, Kepala Desa Awo: Masyarakat Gembira Luar Biasa

Berita407 Dilihat

KABARIKA.ID, WAJO — Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman meresmikan jembatan Lanrange, Desa Awo, Kecamatan Keera, Kabupaten Wajo, Jumat, 11 November 2022.

Jembatan sepanjang 90 meter yang dibangun dari bantuan keuangan Provinsi untuk Wajo senilai Rp 13,456 milair ini membuka isolasi warga dan menghubungkan akses kabupaten Wajo, Sidrap dan Luwu.

Warga pun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Gubernur dan Bupati Wajo, Amran Mahmud.

“Alhamdulillah banyak terima kasih atas selesainya pembangunan jembatan ini. Dan insya Allah kami masyarakat desa Awo akan memelihara,” kata Kepala Desa Awo, Farida.

Ia menjelaskan, sebelum adanya jembatan ini akses dan medan sulit untuk dilalui, “ Dan ini masyarakat sudah merasakan kegembiraan yang luar biasa, karena mobil sudah sampai di sini dulunya tidak pernah. Masyarakat kami tidak terisolasi lagi dengan adanya jembatan ini termasuk memperjual belikan hasil bumi mereka,” sebutnya.

Warga lainnya, Eni, juga merasa bersyukur hadirnya jembatan ini. “Sangat bersyukur dihidup saya bisa melihat ada jembatan. Dulu kita susah payah, ini sekarang terlaksana ada jembatan dan doa kita terwujud,” sebutnya.

“Saya berterima mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut saya berterima kasih. Mudah-mudahan Pak Gubernur dan Pak Bupati diberikan umur yang panjang dan rejeki yang lancar,” imbuhnya.

“Saya bersyukur ada jembatan ini. Kami senang sekali kampung ta ini, jadi mi ini jembatan. Ini urusan jadi lancar karena ada mi jembatan,” sebut warga lainnya, Muin.

Sementara itu warga desa tentangga, Hasbi, warga Desa Awota juga mengatakan merasakan manfaat hadirnya jembatan ini.

“Alhamdulillah kita bersyukur karena sudah jadi jembatannya dan ini akses untuk sektor pertanian lebih mudah dari kemarin-kemarin karena jembatan sudah jadi,” ucapnya.

Sebelum jadinya jembatan, akses sangat sulit dan terbatas karena hanya menggunakan pincara atau alat penyeberangan dari dua buah perahu yang digandengkan.

“Kami ucapkan terima kasih kepada Gubernur dan Pak Bupati dulu waktu tidak ada jembatan susah sekali di akses karena melalui sungai. Apalagi kalau banjir tidak bisa diakses, tidak bisa menyebrang. Karena satu-satunya akses kita naik pincara,” pungkasnya.(rls/ft)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *