Latte, Elon Musk, dan Repertoar Barista

Oleh Hendro Basuki

Berita, Opini651 Dilihat

A latte is really just an excuse for adults to order warm milk without sounding like a baby_Elon Musk, 20 Maret 2023

Ciutan Elon Musk langsung disukai dan dikomentari ribuan fans nya.

A latte is really just an excuse for companies to charge $7 for something that costs 30 cents_ . (Latte hanyalah alasan bagi perusahaan untuk mengenakan biaya $7 untuk sesuatu yang harganya 30 sen ). Salah satu komentar yang lucu.

Baca Juga: Rekaman video. Siswi melahirkan di kelas[AD]
Anda lebih tahu tentang fenomena Elon. Energinya luar biasa.

Bukan hanya menjadi manusia terkaya, tetapi juga daya kreatif, imajinasi, dan kerja kerasnya yang tak mengenal waktu.

Saya suka dia. Alasannya sederhana. Cerdas. Banyak fotonya memegang secangkir kopi.

Di komentar yang lain dia menulis, _cappuccino and latte art is delightful_ .

Sebagai orang terkaya di dunia, setiap ciutan di twitter selalu diikuti orang. Dan, ketika komentar tentang kopi, ribuan pula yang mengomentari.

Di antara ribuan yang komentar adalah Dr Sandesh Lamsal.

” _But, Elon didn’t tell you that excessive amount of caffeine can cause insomnia, dizziness, anxiety & dependency in people. Also, unfiltered coffee is associated with higher rates of early death, and can contain compounds that raise levels of Low density Lipid or “bad cholesterol_ ”.

Seperti juga dokter yang lain, Dr Sandesh berkomentar sekaligus ingin mengingatkan dengan kalimat ” Tapi Elon tidak memberi tahu Anda bahwa kafein dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan insomnia, pusing, kecemasan & ketergantungan pada manusia.”

Selain itu, kopi tanpa filter dikaitkan dengan tingkat kematian dini yang lebih tinggi, dan dapat mengandung senyawa yang meningkatkan kadar lipid densitas rendah atau “kolesterol jahat”.

Saya senang peringatan yang diberikan Dr Sandesh. Ada kata “berlebihan”.

Ya, memang tidak boleh berlebihan. Seperti juga ketika mengenakan perhiasan, kita diingatkan tak boleh berlebihan.

Latte

Ketika Elon mengatakan, “Latte sebenarnya hanyalah alasan orang dewasa untuk memesan susu hangat tanpa terdengar seperti bayi”, saya langsung sumringah

Betapa cerdasnya guyonan orang ini. Seketika fans bersahutan, termasuk yang lucu-lucu.

Kita bisa menafsir kalimat itu dengan cara kita masing-masing. Latte memang lebih banyak susu tanpa kehilangan rasa kopi.

Baca Juga: Rekaman video. Siswi melahirkan di kelas[AD]
Dia hanya espresso yang diperkaya susu. Lebih dari itu, sisi artistiknya sangat menonjol.

Seperti telah saya singgung pada tulisan terdahulu, psikolog eksperimental Universitas Oxford Charles Spence menunjukkan bahwa pelanggan bersedia membayar lebih untuk kopi dengan seni latte.

Bukan karena mereka pikir itu lebih baik secara kualitatif, tetapi karena mereka mengakui bahwa lebih banyak energi dan kerajinan telah pergi ke persiapan minuman.

Di sini, tampaknya Elon mengetahui hal itu.

Konsep seni latte sebenarnya telah ada selama berabad-abad. Seiring dengan inovasi teknologi, baru dalam beberapa dekade terakhir ini memasuki arus utama.

1980an

Popularitasnya di Amerika Serikat berkembang pesat sekitar akhir 1980-an.

Pemilik kedai kopi yang berbasis di Seattle David Schomer dan Jack Kelly mulai bermain-main dengan espresso dan mikrofoam dari susu kukus.

Kreasi di permujaan secangkir kopi susu tentu menyenangkan pelanggan.

Bahkan kemudian, mereka mengembangkan teknik tekstur susu dan pola roset yang sekarang diakui secara internasional.

Dalam artikel yang beredar luas saat itu, Schomer menulis bahwa dia mengembangkan konsep tersebut untuk menekankan rasa dan tekstur kopi, dan untuk “meningkatkan rasa hormat terhadap keahlian barista”.

Sejak itu, seni latte telah menjadi bagian penting dari repertoar seorang barista dan sering diakui sebagai tanda pengalaman yang cukup.

Penampilannya memang menunjukkan susu yang dikukus dengan baik, tetapi sangat sedikit yang memberi tahu kita tentang kualitas kopi di dalamnya.

_Latte art_ sulit untuk dikuasai, dan kemampuan barista tertentu hanya dengan menuangkan susu kukus ke dalam kopi bisa sangat luar biasa.

Kejuaraan Seni Latte Dunia tidak pernah gagal untuk menarik banyak orang. Dua metode utama adalah penuangan dan etsa bebas.

Baca Juga: Rekaman video. Siswi melahirkan di kelas[AD]
Penuangan gratis mengharuskan susu kukus dituangkan ke dalam espresso dan pola dibuat tanpa alat tambahan.

Ini adalah masalah waktu, keterampilan, posisi, dan kualitas susu.

Penelitian yang diterbitkan dalam _Journal of Sensory Studies_ menunjukkan bahwa pelanggan tidak hanya berharap, tetapi bersedia membayar lebih untuk kopi dengan seni latte.

Dalam serangkaian percobaan, peserta diperlihatkan foto cappuccino dengan dan tanpa seni latte dan diminta untuk menilai dan memprediksi minuman tersebut.

Responden menunjukkan preferensi untuk yang memiliki seni latte dan bahkan menyatakan bahwa mereka bersedia membayar 11-13% lebih banyak untuk mereka.

Sementara memanfaatkan nilai tambahan yang ditawarkan oleh seni latte secara tradisional membutuhkan barista ahli, mesin khusus yang dapat membuat ulang desain membuatnya semakin mudah diakses oleh kedai kopi.

(Hendro Basuki, Gunungpati-Semarang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *