Waspada Sesak Nafas Setelah Makan, Jangan Dianggap Remeh!

KABARIKA.ID–Sesak napas setelah makan dapat membuat pengidapnya kurang nyaman.

Kondisi ini biasanya diiringi oleh masalah kesehatan yang sudah ada. Contohnya, individu yang memiliki penyakit asma, terkadang akan mengalami sesak napas.

Sesak napas setelah makan bisa hilang dengan sendirinya, atau disertai gejala tambahan seperti detak jantung yang meningkat atau nyeri dada.

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang sesak nafas setelah makan dan masing-masing membutuhkan perawatan yang berbeda.

Berikut ini adalah gambaran beberapa penyebabnya:

1. Gerd

Gastroesophageal reflux disease atau sering disebut Gerd merupakan kondisi di mana esofagus (saluran penghubung kerongkongan dan lambung) terlalu sering terbuka atau tidak menutup dengan tepat.

Refluks asam menyebabkan asam lambung dan makanan dari lambung kembali ke kerongkongan.

Dilaporkan National Digestive Diseases Information Clearinghouse, ketika refluks asam terjadi lebih dari 1-2 kali per minggu, maka kondisi itu menunjukkan Gerd.

Gejala dapat terjadi di siang atau malam hari, dan makan cenderung memicu gejala Gerd termasuk sesak napas.

Gejala lainnya yaitu sensasi sesak atau terbakar di dada bagian bawah dan atau perut tengah, suara serak, batuk kering, kesulitan menelan dan asma.

Untuk mengantisipasi hal itu, seseorang dengan asma dan GERD sebaiknya menghindari makanan yang dapat memicu refluks asam, seperti gorengan, alkohol, minuman berkafein, cokelat, permen, buah sitrus, bawang, tomat, dan makanan pedas.

2. Gangguan Kecemasan

Hal ini terjadi bila kecemasan yang dialami berhubungan dengan makanan atau berat badan.

Selain sesak, pengidap uga bisa merasakan pusing, mual, detak jantung meningkat, dan ketakutan berlebih.
Orang dengan anoreksia, depresi, dan bulimia juga berisiko tinggi mengalami sesak setelah makan.

3. Reaksi Alergi

Sesak napas setelah makan juga bisa disebabkan oleh reaksi alergi atau anafilaksis. Reaksi ini merupakan keadaan yang mengancam nyawa.

Sesak napas akibat anafilaksis bisa muncul dalam beberapa menit sampai dua jam setelah makan.
Gejala sesak napas biasanya disertai bibir bengkak dan gatal-gatal. Namun, pada beberapa orang, reaksi alergi hanya berupa sesak seperti serangan asma

4. Hernia Hiatus

Hernia terjadi ketika suatu organ atau jaringan menekan dan mencuat ke bagian tubuh yang bukan tempatnya.

Sementara, hernia hiatus adalah kondisi di mana bagian lambung mencuat ke area dada melalui lubang diafragma (hiatus).

Hernia hiatus dapat menyebabkan sesak napas yang memburuk setelah makan.
Hernia paraesofageal adalah jenis hernia hiatus yang terjadi saat bagian lambung mencuat di samping pipa makanan.

Jika tumbuh terlalu besar, dapat mendorong diafragma dan menekan paru-paru, menyebabkan nyeri dada dan sesak napas.

Gejala ini mungkin lebih buruk setelah makan, karena perut yang kenyang meningkatkan tekanan pada diafragma.
Beberapa hernia paraesofagus tidak memerlukan pengobatan.

5. Menghirup Partikkel Makanan

Terkadang, seseorang bisa tanpa sengaja menghirup partikel kecil makanan atau cairan saat makan. Ini disebut aspirasi paru.

Orang yang memiliki paru-paru sehat biasanya akan batuk dan mengeluarkan partikel makanan yang tertelan. Batuk dapat menyebabkan sesak napas jangka pendek dan mungkin sakit tenggorokan.

Sebaliknya, jika paru-paru seseorang tidak cukup sehat untuk mengeluarkan partikel, mereka dapat mengembangkan pneumonia aspirasi. Ini terjadi ketika partikel yang terhirup menyebabkan infeksi di dalam kantung udara salah satu atau kedua paru-paru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *