Perubahan Iklim Berdampak Serius pada Kakao

Laporan Ayu Kartini Parawangsa dari Prancis

Berita572 Dilihat

Alumni UNHAS Dr. Ir. Ayu Kartini Parawangsa, mengikuti International Symposium On Cocoa Research di Montpellier, 4-7 Desember 2022 di Perancis.

Pada kegiatan bergengsi ini Ayu akan mempresentasikan hasil penelitiannya tentang kanker batang Phytopthora palmivora pada kakao di bawah perubahan iklim.

Ayu Parawangsa yang dihubungi KABARIKA, Selasa, 6 Desember menyampaikan bahwa simposium yang mempertemukan ahli kakao dari seluruh dunia ini mengambil topik: Bagaimana mendukung pengembangan pasar dan inovasi mempromosikan keberlanjutan pertanian kakao untuk pendapatan petani yang lebih baik.

Setelah mengikuti International Symposium On Cocoa Research di Monpellier, Ayu juga akan mengikuti Workshop INCOCOA ICCO pada 8 Desember 2022

Menurut Ayu, penyelenggara Internasional Symposium, ICCO bekerjasama dengan the French Agricultural Research Centre for International Development (CIRAD), Prancis.

ICCO adalah organisasi antar-pemerintah yang didirikan pada tahun 1973 di bawah naungan United Nation/Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memberlakukan Perjanjian Kakao Internasional pertama yang dinegosiasikan di Jenewa pada Konferensi Kakao Internasional PBB dan berkantor di Abidjan – Pantai Gading.

Sebagai ahli penyakit pada kakao, Vascular Streak Dieback (VSD) di Indonesia Ayu Parawansa diundang khusus oleh International Cocoa Organization (ICCO) sebagai penyelengara acara International Symposium On Cocoa Research di Monpellier, Prancis.

Dari Montpellier, Ayu Parawangsa melaporkan bahwa dalam kegiatan internasional dirinya akan mempresentasikan hasil penelitiannya tentang kanker batang Phytopthora palmivora pada kakao di bawah perubahan iklim.

IKLIM BERDAMPAK PADA KAKAO
Wakil Bendahara Umum di Waketum I (membidangi Politik dan Pemerintahan serta Bidang Pertahanan dan Keamanan) PP IKA ini menyatakan hasil penelitiannya membuktikan bahwa adanya perubahan iklim berdampak serius pada tanaman kakao.

”Dan itu merupakan masalah besar bagi kita semua,” ungkapnya.

Ayu Parawangsa sendiri menyelesaikan studi doktoralnya setelah melakukan penelitian tentang kakao dengan judul: ‘’Study and symptom development and epidemiology of a new vascular streak dieback syndrome on cocoa in Sulawesi”.

Penelitian yang terbilang berat dan langka ini menjadikannya sebagai ahli penyakit kakao yang diperhitungkan di tingkat internasional.

Sebagai peneliti ahli di bidang vascular streak dieback, Ayu mewanti-wanti sejak dini ke seluruh stakeholders untuk memberi perhatian khusus pada penyakit ini

“‘Seharusnya tanaman kakao yang kita kenal sebagai tanaman coklat menjadi perhatian utama di negara kita,” ujarnya.

Ayu mengingatkan bahwa Indonesia pernah bertahun-tahun sebagai penghasil biji kakao ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.

Dr. Ir. Ayu Parawangsa, MP
Dr. Ir. Ayu Parawangsa, MP

”Tetapi kurangnya perhatian dan ketidakseriusan, sejak 2016 posisi Indonesia turun dan sekarang terjun bebas ke posisi tujuh di bawah Brasil,” ungkap Ayu.

Sebelum turun di posisi tujuh, jelas Ayu, Indonesia sempat bertahan di posisi enam setelah Nigeria.

”Sekarang Brasil di urutan enam dan kita di bawahnya,” katanya.

Ayu Parawangsa, adalah Alumni Universitas Hasanuddin dan menjadi pengurus harian IKA UNHAS.

Saat ini berprofesi sebagai dosen Kopertis Wilayah IX dan dipekerjakan di Universitas Muslim Indonesia sejak 1993.

Ayu, adalah alumni S1, S2, S3 di UNHAS dan pada saat penelitian S3 nya justru berani mengambil Pembimbing dari luar, Prof. Philip Keane sebagai penemu penyakit VSD pada tahun 1972.

Prof. Philip Keane adalah dosen La Trobe University, Australia dan membimbing angsung Ayu selama studi S3 di UNHAS maupun ketika mengikuti Sandwich Program pada saat studi.

”Hingga sekarang komunikasi kami tetap baik dan lancar termasuk komunikasi tentang penyakit-penyakit kakao,” ujar Ayu.

Prof Philip Keane telah menurunkan ilmunya ke Ayu. Alumni Fakultas Pertanian ini bergabung di ACIAR Project Cacao selama kepemimpinan Prof Philip.

”Beliau yang memberikan surat pengantar ke Rektor untuk meminta ijinkan saya melanjutkan perjuangan beliau melihat problem di kakao,” kata Ayu.

Sebagai dosen dan peneliti kakao, Ayu juga telah membimbing dua mahasiswa La Trobe untuk tugas akhirnya tentang penyakit VSD dan satu mahasiswa dari Belanda untuk tugas study Bachelornya.

Untuk pengembangan ilmunya Ayu telah bergabung dan menjadi member World Science Forum sejak 2017 dan menjadi Expert FAO sejak tahun yang sama.

Rencananya Ayu ingin lanjut ke Hamburg untuk mengikuti kegiatan cocoa pada12-15 Desember.

”Tapi belum pasti kaka, karena saya balik, pulang tanggal 13 Desember melalui Belanda. Ada janjian saya di sana,” tulis Ayu lewat What’sApp ke KABARIKA.

Selamat berkarya, semoga perjalanannya menyenangkan dan tiba di Indonesia dengan sehat dan semakin Ayu. (royes)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *