Peneliti China Akhirnya Rilis Data tentang Asal-usul Covid-19 yang Jadi Pandemi Global

KABARIKA.ID, MAKASSAR – Satu tim peneliti di China telah menerbitkan hasil analisis sampel yang diambil lebih dari tiga tahun yang lalu, dari pasar makanan laut dan satwa liar Huanan yang dikaitkan dengan wabah Covid-19.

Hasil analisis tim peneliti tersebut telah dimuat di jurnal Nature, edisi 5 April 2023. Tim peneliti tersebut, antara lain William J. Liu, Peipei Liu, Wenwen Lei, Zhiyuan Jia, Xiaozhou He, Weifeng Shi, Yun Tan

Pasar Huanan sejak awal telah menjadi titik fokus dalam pencarian asal-usul virus corona itu.

Ini adalah studi pertama yang melalui proses telaah-sejawat (peer-review) mengenai bukti biologis yang dikumpulkan dari pasar tersebut pada tahun 2020.

Para peneliti menghubungkan virus dengan hewan-hewan yang dijual di pasar tersebut, sehingga dapat membuka jalur penyelidikan baru tentang asal-usul wabah.

Seorang petugas mengambil sampel di pasar Huanan. (Foto: BBC)

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sampel swab yang positif virus Covid-19 juga mengandung materi genetik dari hewan liar.

Beberapa ilmuwan mengatakan ini adalah bukti lebih lanjut bahwa penyakit tersebut awalnya ditularkan dari hewan yang terinfeksi ke manusia.

Tetapi pihak lain meminta kehati-hatian dalam menafsirkan temuan ini. Sebab masih mengundang pertanyaan, mengapa perlu waktu tiga tahun untuk mempublikasikan konten genetik dari sampel yang diteliti.

Teori lain beranggapan bahwa virus itu secara tidak sengaja bocor dari laboratorium di Wuhan.

Tidak Ada Bukti Pasti

Tim peneliti China itu mengunggah versi awal studi mereka ke internet pada Februari 2022, namun mereka tidak mempublikasikan informasi genetik lengkap yang terkandung dalam sampel yang dikumpulkan dari pasar.

Pada bulan Maret tahun ini, satu tim peneliti internasional lainnya membagikan penilaian mereka sendiri tentang apa yang telah diungkap oleh sampel swab dari pasar yang penting itu, setelah mendapati bahwa sekuens genetiknya telah diunggah di situs web berbagi data ilmiah.

Analisis baru ini, yang telah divalidasi oleh ilmuwan lain sebelum dipublikasikan di jurnal Nature, mencakup detail yang lebih penting tentang kandungan sampel tersebut, yang dikumpulkan dari kios, permukaan, kandang, dan mesin di dalam pasar.

Makalah tim peneliti China menunjukkan bahwa beberapa sampel yang dikumpulkan dari daerah tempat penjualan satwa liar, dinyatakan positif terkena virus.

Analisis mereka juga menunjukkan bahwa hewan yang sekarang diketahui rentan terhadap virus, terutama anjing rakun, dijual hidup-hidup di lokasi tersebut.

Meski demikian, para peneliti China itu menekankan bahwa penemuan mereka tidak memberikan bukti pasti tentang asal-usul wabah.

“Sampel lingkungan ini tidak dapat membuktikan bahwa hewan-hewan tersebut terinfeksi,” tulis para peneliti pada makalah mereka.

Menurut para peneliti, masih ada kemungkinan virus dibawa ke pasar oleh orang yang terinfeksi, bukan dari hewan.

457 Sampel dari 18 Spesies Hewan

Hasil penelitian yang dirilis tim peneliti China menyebutkan, sejak 1 Januari 2020 setelah pasar makanan laut Huanan ditutup, sebanyak 923 sampel dikumpulkan dari lingkungan pasar.

Sejak 18 Januari, ada 457 sampel dikumpulkan dari 18 spesies hewan, terdiri dari isi lemari es dan freezer yang tidak terjual, swab dari hewan liar, dan isi tangki ikan.

Sebelum wabah pada 2020, para ilmuwan mengambil foto hewan-hewan yang dijual di pasar Huanan, antara lain marmut dan musang babi (hog badger). (Foto: Ist)

Dengan menggunakan RT-qPCR, SARS-CoV-2 terdeteksi di 73 sampel lingkungan, tetapi tidak ada sampel hewan. Tiga virus hidup berhasil diisolasi. Virus dari pasar berbagi identitas nukleotida 99,99% hingga 100% dengan isolat manusia HCoV-19/Wuhan/IVDC-HB-01/2019.

SARS-CoV-2 lineage A (8782T dan 28144C) ditemukan dalam sampel lingkungan. Analisis RNA-seq dari sampel lingkungan positif dan negatif SARS-CoV-2 menunjukkan kelimpahan genera vertebrata yang berbeda di pasar.

Penelitian ini memberikan informasi tentang distribusi dan prevalensi SARS-CoV-2 di pasar makanan laut Huanan selama tahap awal wabah Covid-19.

China Bantah Simpulan AS

Prof David Robertson dari University of Glasgow, Scotlandia, adalah seorang ahli virologi yang telah terlibat dalam penyelidikan genetik tentang asal mula SARS-CoV-2 sejak awal munculnya virus tersebut pada 2020.

“Yang paling penting adalah kumpulan data yang sangat penting ini, sekarang sudah diterbitkan dan tersedia untuk digarap oleh orang lain,” ujar Robertson.

Dia menambahkan bahwa isi sampel adalah bukti kuat bahwa hewan di sana mungkin terinfeksi virus.

Kantor institut virologi Wuhan. (Foto: BBC)

“Ketika Anda menggabungkan ini dengan fakta bahwa kasus-kasus awal Covid-19 di Wuhan terkait dengan pasar, itu adalah bukti kuat bahwa di sinilah terjadi lompatan virus dari hewan di pasar ke manusia,” tandas Robertson.

Temuan yang dipublikasikan ini muncul di tengah tanda-tanda bahwa teori kebocoran laboratorium mulai mendapatkan dukungan di antara otoritas di AS.

Pemerintah China telah dengan keras membantah anggapan bahwa virus itu berasal dari fasilitas ilmiah, namun FBI mengatakan mereka sekarang percaya skenario itu adalah yang paling mungkin, begitu pula Departemen Energi AS.

Berbagai departemen dan lembaga AS telah menyelidiki misteri tersebut dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda.

Pada 1 Maret yang lalu, direktur FBI menuduh Beijing berusaha sekeras mungkin untuk menggagalkan dan mengaburkan dengan mengatakan bahwa biro tersebut sudah menjadi yakin tentang teori kebocoran laboratorium.

FBI belum mempublikasikan temuan mereka, yang membuat beberapa ilmuwan frustrasi. (BBC/rus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *