Satukan Pemahaman Pengusul, Mitra, dan Universitas, Direktorat Inovasi Unhas Adakan “Coaching Clinic” Proposal

Berita, Kabar Unhas1194 Dilihat

KABARIKA.ID, MAKASSAR – Direktorat Inovasi dan Kelayakan Intelektual Universitas Hasanuddin (Unhas), mengadakan Coaching Clinic untuk Persiapan Verifikasi Kelayakan Proposal Batch 2 dan Proposal Lengkap Batch 3 Matching Fund Kedaireka 2023, di Ruang Rapat A Rektorat Unhas, Jumat (2/06/2023).

Coaching atau pelatihan dihadiri oleh tim pengusul Matching Fund Kedaireka 2023 Batch 2 dan 3, bersama dengan masing-masing mitra.

Kegiatan dibuka oleh Direktur Direktorat Inovasi dan Kelayakan Intelektual Unhas, Asmi Citra Malina, S.Pi., M.Agr., Ph.D.

Dalam sambutannya, Citra mengungkapkan bahwa pelatihan ini diadakan untuk memastikan setiap pengusul dan mitra paham dengan alur pengajuan dan verifikasi kelayakan yang akan dilaksanakan.

“Melalui kegiatan ini, diharapkan peneliti atau pengusul, mitra, dan universitas bisa memiliki satu pemahaman tentang perencanaan program ke depannya,” ujar Citra.

Kegiatan Coaching Clinic ini menjadi ajang bertukar pengalaman antarpengusul proposal.

Ia juga berpesan, setiap pengusul sebaiknya menguasai panduan karena hal itu menjadi salah satu poin yang ditekankan oleh tim penilai atau reviewer.

Tidak hanya itu, Citra berharap pelaksanaan coaching ini bisa menjadi ajang bertukar pengalaman antarpengusul, agar hal-hal teknis yang dapat menyebabkan proposal tidak diterima dapat dihindari.

Hadir sebagai pembicara adalah Ir. Suharman Hamzah, Ph.D, HSE, salah seorang reviewer nasional untuk Matching Fund Kedaireka 2023.

Suharman mengatakan, dalam verifikasi kelayakan nantinya akan diperjelas mengenai hal-hal penting berkaitan dengan proposal. Hal tersebut mencakup kapasitas dan rekam jejak pengusul, komitmen mitra, kebermanfaatan inovasi, hingga rasionalisasi anggaran.

Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Unhas itu juga menekankan, bahwa verifikasi kelayakan dan penilaian proposal Matching Fund Kedaireka semakin ketat, mengingat jumlah pendaftar yang mencapai ribuan proposal setiap batch.

“Mitra memegang peranan penting dalam penilaian. Karenanya, dibutuhkan kerja sama yang baik antara pengusul dan mitra,” ungkap Suharman.

Suharman mengingatkan bahwa kebermanfaatan inovasi untuk masyarakat dan universitas, serta rasionalisasi anggaran penting untuk diperhatikan. (*/rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *