Temuan Ilmiah di Balik Pidato Penerimaan Empat Guru Besar Unhas

Berita, Kabar Unhas515 Dilihat

KABARIKA.ID, MAKASSAR – Empat guru besar yang dikukuhkan oleh Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. pada Rabu (13/12/2023), telah menyampaikan pidato penerimaan guru besar yang memaparkan temuan akademik dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh masing-masing guru besar.

Berikut adalah cuplikan temuan ilmiah dari hasil penelitian keempat guru besar tersebut, sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.

Prof. Dr. Ir. Abd. Rasyid J., M.Si. (guru besar ke-494)

Judul pidato pengukuhan: “Perairan Kepulauan Spermonde: Peran Faktor Oseanografi Fisika dalam Distribusi Ikan Pelagis Kecil”.

Foto: Humas Unhas

Oseanografi merupakan salah satu bagian ilmu kebumian yang mempelajari tentang lautan dan samudera, serta sifat dan isi yang terkandung di dalamnya hingga ke kerak dasar laut, dan interaksinya terhadap atmosfer dan daratan.

Kepulauan Spermonde merupakan dangkalan yang terletak di perairan sebelah barat daya Sulawesi Selatan, terdiri dari 112 pulau. Sebanyak 74 di antaranya berpenghuni.

Dengan karakteristik dan dinamika oseanografi yang dimiliki, perairan Kepulauan Spermonde merupakan kawasan perairan yang kaya akan potensi sumber daya perikanan.

“Faktor oseanografi dan informasi pola musim (barat, timur, dan peralihan timur ke barat dan barat ke timur) memainkan peranan penting dalam menentukan distribusi zona potensial penangkapan ikan pelagis kecil di Kepulauan Spermonde,” papar Prof. Abd. Rasyid.

Prof. Dr. Jeanny Maria Fatimah, M.Si. (guru besar ke-495)

Judul pidato pengukuhan: “Komunikasi Antar Etnik Tionghoa dan Etnik Bugis-Makassar dalam Hubungannya dengan Integrasi Bangsa Pasca Orde Baru”.

Foto: Humas Unhas

Dalam kenyataan sehari-hari etnik Tionghoa di Indonesia telah bergaul secara luas dan intensif dengan masyarakat Indonesia melalui proses komunikasi.

“Etnik Tionghoa berinteraksi dengan masyarakat di Makassar, dapat dilihat dari perilaku komunikasi mereka melalui berbagai aspek, yakni bahasa, pergaulan, pendidikan, hubungan kerja, perkawinan, media massa, partisipasi sosial, dan simbol-simbol budaya,” ujar Prof. Jeanny.

Bagi etnik Tionghoa, bahasa tidak saja penting sebagai alat komunikasi dalam pergaulan dan perdagangan, tapi juga penting sebagai media dalam menjaga harmonisasi antara etnik Tionghoa dan etnik lainnya di Makassar.

 

Prof. Dr. Nurtiti Sunusi, S.Si., M.Si. (guru besar ke-496)

Judul pidato pengukuhan: “Mengurai Kompleksitas Fenomena Alam Melalui Perspektif Stochastic Point Processes”.

Foto: Humas Unhas

Prof. Nurtiti menjelaskan bahwa fenomena alam merupakan suatu karya seni yang kompleks, menggelitik rasa ingin tahu, dan penuh misteri.

Proses stokastik memiliki peran yang sangat penting dalam memecahkan teka-teki alam karena fenonena alam seringkali kompleks, dipengaruhi oleh berbagai faktor acak, dan ketidakpastian.

Salah satu isu penting dalam pemodelan menggunakan Stochastic Point Processes adalah sejauh mana model sesuai dengan data yang diperoleh dari fenomena alam.

“Melalui pendekatan ini, para ilmuwan dapat menggali pemahaman yang lebih dalam tentang sifat acak dari fenomena alam, dan bahkan memprediksi perilaku masa depannya dalam kerangka matematis yang kuat,” ungkap Prof. Nurtuti.

Prof. Dr. Ir. Bidayatul Armynah, M.T. (guru besar ke-497)

Judul pidato pengukuhan: “Multifungsi Biomaterial: Menjawab Berbagai Permasalahan Global Pada Bidang Lingkungan dan Energi”.

Foto: Humas Unhas

Biomaterial adalah suatu jenis material yang terbuat dari sumber daya alam atau bahan-bahan organik.

Dalam hal pengurangan pencemaran plastik, biomaterial dapat digunakan untuk menggantikan plastik konvensional dengan bahan yang dapat terurai secara alami dan ramah lingkungan.

“Penggunaan serat daun nanas dan nanopartikel seng oksida (ZnO) sebagai penguat dalam bioplastik pati, telah berhasil mengembangkan bioplastik berbasis pati yang memiliki sifat mekanik tinggi. Kemampuan biodegradasi cepat di tanah dan air laut, serta daya tahan antimikroba yang baik, menjadikannya sebagai solusi potensial untuk kemasan makanan ramah lingkungan,” papar Prof. Bidayatul.

Ia menambahkan, pengembangan biomaterial sebagai langkag terdepan dalam solusi untuk tantangan lingkungan dan energi.

Inovasi material dari sumber daya alam yang berlimpah dapat menghadirkan perubahan positif yang signifikan. (*rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *