Siapa Dewa Janus yang Namanya Diabadikan Menjadi Nama Bulan Januari?

Berita, Inspirasi1843 Dilihat

KABARIKA.ID, MAKASSAR – Tahun 2023 yang penuh dinamika antara yang menggembirakan dan menyedihkan, kini telah menjadi catatan sejarah. Warga dunia telah berada di tahun 2024, sejak sekitar 20 jam yang lalu.

Kalender Masehi yang kita gunakan saat ini mengacu pada kalender Romawi kuno yang mengikuti kalender Gregorian.

Menurut catatan sejarah kalender tersebut ditemukan oleh raja pertama Roma, Romulus, sekitar tahun 753 sebelum Masehi.

Bulan pertama dalam kalender Masehi atau Miladiyah adalah Januari. Tapi tahukah anda asal usul nama bulan Januari tersebut?

Nama bulan Januari diambil dari nama Janus, yaitu salah satu dewa kebanggaan orang Romawi kuno.

Menurut national geographic, Janus merupakan salah satu dewa “asli” Romawi yang tidak diadaptasi dari budaya Yunani kuno.

Ia sering dikaitkan dengan gerbang, permulaan, dan transisi. Janus adalah dewa bermuka dua.

Hal itu sebagai simbol bahwa sang dewa dapat melihat ke masa depan dan masa lalu pada saat yang sama.

Seseorang melintas di sekitar patung Janus karya Ojimorena yang menggambarkan satu wajah Janus berjanggut dan yang satunya dicukur berih. (Foto: thoughtco-com)

Plutarch dalam bukunya Life of Numa, sebagaimana dilansir laman thoughtco-com
menuturkan, Janus adalah pelindung tatanan sipil dan sosial, dan diyakini telah mengangkat kehidupan manusia dari keadaannya yang kejam dan biadab.

Oleh karena itu, ia dilambangkan dengan dua wajah, yang menyiratkan bahwa ia membawa kehidupan manusia dari satu jenis dan kondisi tertentu ke jenis dan kondisi yang lain.

Bagi orang Romawi Janus adalah dewa dengan banyak nama berbeda dan pekerjaan berbeda. Ia merupakan individu unik yang dianggap menarik.

Dewa Tahun Baru

Janus juga merupakan dewa penjaga batas nonfisik, yakni ambang batas antara satu tahun dan tahun berikutnya.

Bulannya adalah Januari yang diambil dari nama Janus. Pada mulanya Januari menandai tanggal pelantikan konsul tahun itu.

Oleh karena itu, Janus mengawasi permulaan tahun baru politik, bukan kalender.
Hal ini berubah dengan adanya reorganisasi kalender di bawah pemerintahan Kaisar. Januari menggantikan bulan Maret sebagai bulan resmi pertama tahun ini. Peristiwa ini menjadikan Janus dinobatkan sebagai dewa Tahun Baru.

Untuk menandai perayaan Tahun Baru, orang-orang Romawi memberikan hadiah berupa kurma, buah ara, dan madu karena rasanya manis, yang diyakini akan memberi aroma pada tahun yang akan datang.

Kehormatan

Kuil Janus yang paling terkenal di Roma disebut Lanus Geminus atau “Janus Kembar”. Ketika pintunya terbuka, kota-kota tetangga mengetahui bahwa Roma sedang berperang.

Karena wilayah tersebut selalu terlibat dalam perang, karena ukurannya yang semakin besar, menyebabkannya bertabrakan dengan negara-negara barbar yang mengelilinginya.

Ketika kedua pintu ditutup, Roma merasa damai.

Ada kuil lain untuk Janus. Satu di bukit Janiculum, dan satunya lagi dibangun pada tahun 260 di Forum Holitorium.

Kuil itu dibangun oleh C. Duilius untuk kemenangan angkatan laut Perang Punisia.

Penghubung antara Dewa dan Manusia

Fungsi terakhir Janus adalah bertindak sebagai pembatas antara para dewa dan manusia. Ia sering disebut sebagai “dewa para dewa”.

Hal ini mengacu pada perannya sebagai salah satu dewa tertua, meskipun ia bukan dewa utama Roma.

Janus penting bukan hanya karena usianya, tetapi karena dia adalah pintu masuk ke dewa-dewa lainnya.

Jika seorang penyembah memenangkan hatinya, semua dewa lain terbuka bagi mereka, tetapi tidak menyenangkan Janus, dan gerbang ilahi ditutup rapat.

Karena alasan ini, Janus dinobatkan sebagai yang pertama dalam doa dan menerima persembahan anggur dan dupa pertama dalam ritual.

Janus dalam Seni

Janus biasanya ditampilkan dengan dua wajah, satu menghadap ke depan dan yang satunya menghadap ke belakang, seperti melalui pintu gerbang.

Terkadang satu wajah dicukur bersih dan wajah lainnya berjanggut. Kadang-kadang juga Janus digambarkan dengan empat wajah menghadap ke empat forum dan memegang tongkat.

Dewa Awal dan Akhir

Bangsa Romawi memuji Janus sebagai pendiri mata uang logam dan agama. Dia memprakarsai pembangunan kuil pertama dan bahkan festival Saturnalia.

Janus secara luas dianggap sebagai dewa permulaan. Dia konon berperan dalam konsepsi bayi dan, bersama dengan Juno, merupakan dewa kalender atau hari pertama setiap bulan. Dia juga dianggap sebagai dewa fajar setiap hari baru.

Mata uang koin yang memuat gambar gerbang Janus tertutup rapat, dicetak oleh Kaisar Nero untuk merayakan akhir perdamaiannya dengan Parthia. (Foto: nationalgeographic.grid.id)

Janus juga dihormati di awal dan akhir kampanye militer. Ia diyakini mampu menahan perang dan terserah pada dirinya sendiri, apakah perdamaian atau konflik menguasai bumi.

Ada kebiasaan di masa damai untuk menutup kuil aslinya di forum Romawi untuk menahan dan menjaga situasi dengan melarang jalan melewati ambang pintunya.

Keluarga Janus

Janus adalah ayah dari Tiberinus dan Fontus. Istri Janus ada tiga, yakni Camese, Jana, dan Juturna. (rus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *