Langkah Mitigasi Bencana Banjir, Gubernur Usulkan Pembuatan Kolam Retensi

Berita281 Dilihat

KABARIKA.ID, MAKASSAR – Banjir yang melanda beberapa daerah kabupaten/kota di Sulsel akibat hujan lebat dengan intensitas tinggi pada Jumat (18/11/2022), mendapat tanggapan serius dari Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.

Gubernur segera menggelar rapat evaluasi dan memberikan arahan terkait mitigasi dan penanggulangan bencana banjir, bertempat di Rujab Gubernur Sulsel, Senin (21/11/ 2022).

Rapat dihadiri kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Je’neberang (BBWS PJ), Dinas terkait Pemprov Sulsel, serta perwakilan Pemda Makassar, kabupaten Maros dan Gowa.

Salah satu langkah untuk mitigas bencana bajir yang diusulkan Gubernur adalah membangun kolom retensi atau kolam regulasi dengan kapasitas besar.

“Usulan kami adalah penambahan kolam regulasi atau retensi di atas lahan 200-300 hektar, dan tanggul penahan banjir,” kata Gubernur Andi Sudirman.

Selain itu, Gubernur juga meminta pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan evaluasi penataan ruang, terutama di daerah hulu yang menjadi lokasi serapan air.

“Kebijakan penataan ruang hulu oleh masing masing kabupaten kota harus dikendalikan, terutama mencegah pembalakan hutan,” tegas Andi Sudirman.

Peserta rapat evaluasi sedang merumuskan konsep mitigasi bencana banjir yang tepat, untuk meminimalisasi dampak.

Menanggapi usulan Gubernur untuk membangun kolam regulasi, Kepala BBWS Pompengan Je’neberang Djaya Sukarno mengatakan, rencana lokasi penambahan kolam retensi adalah di Dusun Jambua, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros. Selain berfungsi sebagai reduksi banjir, kolam regulasi juga berpotensi sebagai reservoir air baku.

Dalam rapat tersebut, juga dibahas kondisi wilayah Kecamatan Manggala, Makassar. Pada kondisi riilnya, bagian tertentu wilayahnya sering kali tergenang pada musim hujan. Wilayah ini memiliki tutupan lahan berupa rawa, sawah, belukar, serta pemukiman dengan kepadatan rendah.

“Lokasi ini direncanakan sebagai kawasan campuran, berupa hutan kota, resapan air, dan budi daya pertanian lahan basah,” ujar Djaya Sukarno.

Berdasarkan ketinggian lahan yang diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) melalui Digital Elevation Model (DEM) Nasional, Kota Makassar diperkirakan berada pada ketinggian +0,00 sampai +25,00 meter. (rls/fit/rs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *