PERISTIWA SEJARAH HARI INI, 26 Mei: Negara Super Power AS dan US Menyetujui Traktat Peluru Kendali Anti-Balistik

Berita401 Dilihat

KABARIKA.ID, MAKASSAR – Dua peristiwa sejarah yang terjadi pada 26 Mei menarik untuk dikenang kembali. Yang pertama adalah pembukaan lift atau elevator Menara Eiffel Perancis pertama kalinya untuk umum. Hal itu dilakukan sekitar dua bulan setelah menara yang menjadi ikon Prancis itu diresmikan.

Peristiwa kedua adalah persetujuan traktat peluru kendali (Rudal) anti-balistik antara dua negara super power, yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet. Negosiasi untuk melarang pertahanan Rudal balistik pertama kali diusulkan oleh Amerika Serikat pada 1966, tetapi baru dimulai pada akhir tahun 1969.

 

26 Mei 1889 – Lift Menara Eiffel Dibuka untuk Umum

Lift Menara Eiffel di Prancis resmi dibuka pertama kalinya untuk umum pada 26 Mei 1889. Pembukaan lift untuk umum hanya berselang sekitar dua bulan setelah menara yang menjadi ikon Prancis itu diresmikan, pada 31 Maret 1889. Selanjutnya dibuka untuk umum pada 6 Mei 1889.

Lift Menara Eiffel yang memungkinkan pengunjung melihat detail konstruksi Menara Eiffel dan kota Paris. (Foto: Ist.)

Lift ini merupakan salah satu elevator paling terkenal di dunia, Elevator inilah yang membawa pengunjung Menara Eiffel untuk bisa naik ke bagian atas menara. Elevator ini dirancang dengan bentuk terbuka sehingga pengunjung bisa menikmati keindahan menara Eiffel dan kota Paris.

Menara Eiffel adalah sebuah menara besi yang dibangun di Champ de Mars di tepi Sungai Seine di Paris. Menara ini telah menjadi ikon global Perancis dan salah satu struktur konstruksi terkenal di dunia. (rus)

 

26 Mei 1972 – AS-US Menandatangani Traktat Peluru Kendali Anti-Balistik

Traktat Peluru Kendali (Rudal) Anti-Balistik adalah traktat pengendalian senjata yang diratifikasi pada tahun 1972 antara Amerika Serikat dan Uni Soviet mengenai pembatasan sistem peluru kendali anti-balistik yang digunakan untuk mempertahankan wilayah terhadap senjata nuklir yang dibawa misil.

Pada 26 Mei 1972, Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet, Leonid Brezhnev menandatangani Traktat Peluru Kendali Anti-Balistik. Traktat ini berlaku selama 30 tahun, dari tahun 1972 sampai 2002.

Negosiasi untuk melarang pertahanan Rudal balistik pertama kali diusulkan oleh Amerika Serikat pada 1966, tetapi baru dimulai pada akhir tahun 1969, sebagai bagian dari Pembicaraan Pembatasan Senjata Strategis (SALT).

Rudal balistik antarbenua. (Foto: Ist.)

Perjanjian ABM ditandatangani oleh Presiden AS Richard Nixon dan pemimpin Soviet Leonid Brezhnev pada pertemuan puncak di Moskow pada 26 Mei 1972, dan diratifikasi oleh Senat AS dan Soviet Tertinggi akhir tahun itu.

Perjanjian ABM membatasi masing-masing pihak hanya pada dua area penyebaran ABM, satu untuk melindungi ibu kota negara dan satu lagi untuk melindungi situs peluncuran ICBM, dengan setiap area penyebaran ABM dibatasi hingga 100 sistem peluncuran dan 100 rudal pencegat.

Protokol tahun 1974 mengurangi perjanjian menjadi satu situs ABM masing-masing. Uni Soviet memilih untuk mempertahankan sistem mapan yang melindungi Moskow; itu ditingkatkan pada 1980-an dan dikatakan masih beroperasi.

Pada tahun 1984 Amerika Serikat mengklaim bahwa sistem radar Soviet di dekat kota Krasnoyarsk, 800 km (500 mil) dari perbatasan terdekat, melanggar ketentuan ini, dan pada tahun 1989 Soviet mengakui pelanggaran tersebut dan setuju untuk membongkar radar tersebut. Selain rudal, peluncur, dan radar pencegat tradisional, perjanjian ABM juga mencakup sistem berdasarkan prinsip lain, seperti laser. (rus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *