KABARIKA.ID, MAKASSAR — Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar akan menganugerahkan gelar Doctor Honoris Causa atau Doktor Kehormatan kepada Dr. Bruce Michael Alberts. Dr Alberts adalah ahli biokimia kelas dunia. Penganugerahan ini akan digelar di Baruga AP Petta Rani, kampus Unhas Tamalanrea, Rabu (10/8/2022) pagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Bidang Humas Unhas, Supratman, SS, M.Sc, PhD dalam rilisnya, Senin (8/8/2022) menyebutkan penganugerahan gelar doktor kehormatan (Doctor Honoris Causa) dari Universitas Hasanuddin kepada Dr. Alberts adalah sebagai penghormatan atas dedikasi, keteladanan dan sumbangsih pemikiran yang sangat istimewa dalam dunia ilmu pengetahuan terkhusus dalam bidang biokimia-biomedis.
Selain itu, Alberts juga dinilai memiliki peran besar memajukan pendidikan sains dan memberdayakan ilmuwan muda di dunia, terutama di Indonesia.
Diketahui bahwa Dr Alberts lahir di Chicago, Illinois, Amerika Serikat, pada 14 April 1938. Dr Alberts adalah ahli biokimia kelas dunia yang telah memberikan sumbangan amat besar di bidang tersebut. Ia berperan sangat penting pula dalam bidang lain seperti pendidikan sains dan diplomasi sains di Amerika Serikat (AS) dan di tingkat dunia.
Walau sudah Profesor Emeritus namun Dr. Alberts tetap berperan sebagai Chancellor’s Leadership Chair in Biochemistry and Biophysics for Science and Education at the University of California, San Francisco. Dr. Alberts memiliki sejumlah posisi/afiliasi penting dengan berbagai universitas dan lembaga ternama di Amerika Serikat dan di negara-negara lain.
Di bidang biokimia, karya Dr. Alberts yang paling berpengaruh adalah buku kanon “Molecular Biology of the Cell” yang sangat luas digunakan sebagai dasar pengajaran dan penelitian. Buku yang ditulis bersama sejumlah sejawatnya itu, pertama kali diterbitkan pada 1983 oleh Garland Science. Sudah 7 edisi dan seluruhnya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia.
Dr. Alberts pernah menjadi Editor-in-Chief (Editor Utama) jurnal ilmiah bergengsi Science Magazine (2008-2013). Sebagai Editor-in-Chief, Dr Alberts mengangkat pentingnya pendidikan sains dan peran ilmuwan muda secara global (Global Young Academy).
Dr. Alberts dinobatkan sebagai Presiden National Academy of Sciences/NAS (1993 – 2005), sebuah lembaga yang sangat dihormati di Amerika Serikat, beranggotakan ilmuwan-ilmuwan terkemuka AS. NAS berperan memberikan rekomendasi dan informasi sains terkini bagi pemerintah dan masyarakat Amerika Serikat. NAS juga sangat dihormati dan dipercaya oleh kalangan pers AS. Sebagai Presiden Akademi, Dr. Alberts berperan utama dalam menyusun National Sciences Education Standard di Amerika Serikat dan juga berperan mengangkat science diplomacy (diplomasi sains) dan terbentuknya Inter Academy Council (IAC), sebuah dewan Akademi Ilmu Pengetahuan se-dunia.
Dr. Alberts telah menerima 17 Dr HC dari berbagai universitas ternama di dunia. Ia juga dianugerahi Commander of the Order of the British Empire (CBE), penghargaan tertinggi dari Kerajaan Inggris serta National Medal of Science (2014) oleh Presiden Barack Obama.
Wibawa dan pengaruh Dr. Alberts kemudian membuatnya diminta oleh Presiden Obama sebagai Special Envoy on Science (Utusan Khusus Kerjasama Sains) Amerika Serikat untuk Indonesia dan Pakistan. Namun dalam posisi penting ini kiprahnya jauh lebih banyak dilakukan di Indonesia berkat kondisi keamanan yang lebih baik dan juga sambutan serta peran lembaga-lembaga ilmiah di Indonesia yang jauh lebih tanggap.
Sebagai Special Envoy on Science di Indonesia, Dr. Alberts bekerja untuk menguatkan pendidikan sains dan pemberdayaan ilmuwan muda Indonesia.
Dr. Alberts berperan penting dalam membantu Indonesia mendirikan Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI), sebuah sistem pendanaan riset nasional kompetitif, terbuka, dan bertahun jamak (multiyear).
Bersama Profesor Sangkot Marzuki sebagai Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI, 2008 – 2018), Dr. Alberts berperan kunci dalam menginisiasi dan mengembangkan forum-forum ilmiah interdisiplin khususnya bagi para ilmuwan muda menonjol di berbagai bidang dalam forum seri tahunan Indonesian-American KAVLI Frontiers of Sciences Symposium (KFoSS) di berbagai kota di Indonesia termasuk di Makassar pada 2015.
Forum ini memfasilitasi diskusi ilmiah intensif antara ilmuwan muda yang memiliki rekam jejak ilmiah, dan telah menghasilkan kolaborasi-kolaborasi strategis antara ilmuwan kedua negara.
Selain itu selama berlangsungnya KFoSS di berbagai kota di Indonesia, Dr. Alberts meluangkan waktu untuk memberikan kuliah tamu dan dialog di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Termasuk di Universitas Hasanuddin pada 2012 dan 2015 serta di sejumlah sekolah-sekolah menengah untuk memotivasi generasi muda mencintai ilmu pengetahuan dan mendorong persahabatan antar bangsa melalui sains.
KFoSS telah menghasilkan lebih 300 alumni di Indonesia, termasuk sejumlah pengajar/peneliti dari Universitas Hasanuddin. Tiga belas orang alumni symposium (tiga dari Universitas Hasanuddin) kemudian difasilitasi oleh AIPI untuk menyusun laporan konsensus ‘SAINS45 – Agenda Ilmu Pengetahuan Indonesia Menyongsong Satu Abad Kemerdekaan’ yang merupakan kumpulan 45 pertanyaan ilmiah mendasar untuk mendorong kemajuan bangsa Indonesia.
Buku ini diterbitkan oleh AIPI dalam Bahasa Indonesia dan Inggris di mana Dr. Alberts berperan kunci sebagai Penasihat dan Editor. Buku yang menginspirasi generasi muda di Indonesia dan dunia akan pentingnya sains dan budaya ilmiah unggul serta perangai ilmiah (scientific temper) diluncurkan di kediaman mendiang Profesor B.J. Habibie pada 2015.
Buku SAINS45 berpengaruh luas dalam pengambilan kebijakan sains di Indonesia dan telah dilanjutkan dengan terbitnya laporan konsensus Sains untuk Biodiversitas Indonesia. Dari penyusunan SAINS45, lahirlah Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), yang dipersiapkan oleh 13 alumni symposium di atas. Profesor Jamaluddin Jompa, Rektor Universitas Hasanuddin, adalah Ketua Komite Studi SAINS45 dan Ketua pertama ALMI.
Secara personal, Dr. Alberts adalah seorang pribadi bersahaja, hangat dan bersahabat. Setiap kali berkunjung ke Indonesia, sesuatu yang rutin ia lakukan sejak tahun 2010, Dr. Alberts senantiasa mencerahkan sekaligus menyenangkan.
Salah satu pernyataan Dr Alberts yang sangat fenomenal berkenaan dengan sains publik adalah; “Pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan sejatinya berkenaan tentang belajar berpikir dan memecahkan masalah sebagaimana seorang ilmuwan”. Oleh karena itu ia menekankan kepada semua umat manusia agar menggunakan bukti dan logika dalam mengevaluasi sebuah pernyataan sebagaimana para ilmuwan lakukan.
Dr. Alberts berkali-kali menyatakan bahwa baginya Indonesia penuh potensi terutama apabila sains dapat lebih berkembang lagi dan lebih menjadi dasar bagi pengambilan kebijakan publik.(rls)