Pertanian Modern Tingkatkan Produksi, Pendapatan Petani dan Ketahanan Pangan

Berita697 Dilihat

KABARIKA.ID, MAKASSAR- Tenaga ahli Menteri Pertanian Prof. Dr. Ir. Yusran Jusuf, M.Si, IPU membuka FGD dan Bimtek Program Pertanian Modern untuk peningkatan produksi padi nasional, di BSIP Sereal, Maros, Kamis (18/4/2024)

Sebagai Ketua Program Pertanian Modern Sulsel, Yusran Jusuf mendapat kesempatan pertama menyampaikan presentasi dan mensosialisasikan  pertanian modern.

Menurut Yusran, pertanian modern menjadi kesempatan petani untuk   meningkatkan produksi dan pendapatan.

“Penghasilan yang bertambah ini akan memastikan berkurangnya gap antara petani dan masyarakat lain,” ungkap Yusran, yang juga Sekjen Ikatan Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin.

Pertanian modern, kata Yusran merupakan program yang dicetus Pak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di tiga kabupaten, yakni Maros (5.000 hs), Pangkep (5.000 ha) dan Bone 10.000 Ha.

Secara umum, kata Yusran, Mentan Amran menitipkan pesan di antara 11 provinsi penghasil pangan, Sulsel diharapkan menjadi pioner.

“Pertanian modern yang kita rencanakan bagaimana mentransformasi sistem pertanian tradisional ke mekanisasi,” kata Yusran.

Penerapan pertanian modern akan meningkatkan efisiensi di mana biaya bisa ditekan 50 persen, sementara produksi naik 100 persen.

“Pertanian modern bagaimana mengkosolidasi pertanian dalam bentuk korporasi petani,” kata Yusran.

Mantan Wali kota Makassar itu menjelaskan postur pertanian modern mulai penyiapan bibit, penanaman pemeliharaan, pemupukan, produksi hingga offtaker.

Pada paparannya, Yusran menyampaikan secara gamblang bagaimana sinkronisasi pihak-pihak terkait dalam program.

Mulai dari penentuan/penyiapan lokasi, dukungan pembiayaan, penyiapan bibit, pengolahan, pemeliharaan, pupuk (sapras) mobilisasi/manajemen alsintan dengan melibatkan seluruh stake holders.

“Bahkan akan dibangun RMU atau rice milling unit sebagai penampung proses akhir dari produksi yang terhubung pasar dalam hal ini adalah offtaker,” kata Yusran.

Pada sesi diskusi beberapa penyuluh menyampaikan pendapat berkaitan dengan bibit, pupuk, alsintan, kepastian harga, pasar dan kelembagaan yang kesemuanya sudah diantisipasi.

Sementara itu, Plh Dirjen Hortokuktura Kementan Dr Ir. Muhammad Taufik Ratule, M.Si pada Pembukaan sekaligus laporan FGD dan Bimtek Produksi Padi Nasional menyatakan program ini basisnya modern.

“Merupakan percontohan yang tantangannya tidak mudah,” kata Taufik.

Jadi, sebenarnya, pertemuan hari ini adalah kombinasi FGD, Bimtek dan sosialisasi ke instansi terkait, penyuluh dan masyarakat.

Program yang sedang digalakkan Kementan di Sulsel meliputi program Optimalisasi Lahan (oplah), tanam sisip padi gogo di kebun, percepatan tanam, lahan rawa dan pertanian modern.

Sementara Haris Bahrun dari Universitas Hasanuddin menambahkan bahwa produksi Pertanian Modern di Maros dan Pangkep ditingkatkan menjadi
tiga kali.

Produksi padi juga akan meningkat menjadi 7 – 10 ton/ha.

Hadir pada kegiatan ini antara Dandim Maros , Dandim Pangkep, Kepala BSIP Amin Noor, Kadis THP Maros, Kadis THP Pangkep dan para penyuluh

Dari IKA UNHAS antara lain, Salahuddin Alam, Safri Sabit, Suwardi Thahir, Husba Phada, Mursalim Thahir..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *