Senat Akademik Unhas Kukuhkan Dua Guru Besar Fakultas Peternakan

Berita, Kabar Unhas704 Dilihat

KABARIKA.ID, MAKASSAR – Senat Akademik Universitas Hasanuddin (Unhas) gelar rapat paripurna secara luring terbatas dalam rangka penerimaan jabatan Profesor Bidang Ilmu Manajemen Keuangan Usaha Peternakan dan Bidang Ilmu dan Teknologi Pengolahan Susu pada Fakultas Peternakan.

Rapat berlangsung di Ruang Senat Akademik Unhas, Gedung Rektorat lantai 2, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Rabu (6/03/2024). Acara juga disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Senat Akademik Unhas mulai pukul 09.00 WITA.

Proses pengukuhan dihadiri oleh Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., Ketua, Sekretaris, dan Anggota Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, Dewan Profesor, tamu undangan, serta keluarga besar dari profesor yang dikukuhkan.

Adapun dua profesor baru yang dikukuhkan adalah:

1. Prof. Dr. Ir. Aslina Asnawi, S.Pt., M.Si., IPM., ASEAN Eng. Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Keuangan Usaha Peternakan, Fakultas Peternakan. Ia dikukuhkan sebagai guru besar ke- 513.

2. Prof. Dr. Fatma, S.Pt., MP. Guru Besar Bidang lmu dan Teknologi Pengolahan Susu, Fakultas Peternakan. Dia dikukuhkan sebagai guru besar ke- 514.

Dalam sambutannya, Rektor Unhas, Prof. JJ, menyampaikan ucapan selamat kepada kedua profesor yang baru saja dikukuhkan. Menurutnya, proses pengukuhan ini tidak hanya memperkuat posisi akademik para profesor, tetapi juga menjadi cermin keunggulan dan prestasi Fakultas Peternakan serta Universitas Hasanuddin secara keseluruhan.

Prof. JJ menegaskan bahwa upacara pengukuhan ini merupakan sebuah komitmen untuk secara berkesinambungan mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian di bidang peternakan, yang diharapkan akan berkontribusi besar terhadap kemajuan bangsa serta kesejahteraan masyarakat.

“Kedua profesor baru kita akan menjadi panutan dan penggerak dalam memajukan dunia akademik, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga secara nasional maupun internasional. Dengan pengalaman dan keahlian yang dimiliki, mereka diharapkan mampu menjalin kolaborasi yang lebih luas, menghasilkan penelitian berkualitas tinggi, dan memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta praktik di industri peternakan,” jelas Prof. JJ.

Sebelumnya, setiap guru besar telah menyampaikan pidato penerimaan yang membahas judul penelitian di bidang keahliannya.

Prof. Dr. Ir. Aslina Asnawi, S.Pt.,M.Si.,IPM.,ASEAN Eng.

Menyampaikan pidato pengukuhannya yang berjudul “Eskalasi Kesejahteraan Peternak Melalui Penguatan Literasi Keuangan”.

Menurut Prof. Aslina, topik ini diadaptasi dan dikembangkang dari isu terkini dalam Upaya meningkatkan kesejahteraan peternak dan beberapa kajian empiris atau hasil penelitian serta kegiatan pengabdian kepada Masyarakat dalam beberapa tahun setelah menempuh program doktor.

Prof. Dr. Ir. Aslina Asnawi, S.Pt., M.Si., IPM., ASEAN Eng. (Foto: Humas Unhas)

“Peternak sejahtera adalah sebuah cita-cita dan harapan kita semua. Peternak tidak hanya mampu secara teknis memelihara ternak, namun secara sosial ekonomi mampu meningkatkan taraf hidup keluarga dan meningkatkan status sosialnya di masyarakat,” jelas Prof. Aslina.

Lebih lanjut, dijelaskan bahwa dengan literasi keuangan yang meningkat diharapkan mampu membuat peternak tahu dan sadar untuk menabung, tahu dan memanfaatkan pelayanan dan produk jasa keuangan, melek teknologi serta menjadi mitigasi risiko keuangan.

Prof. Dr. Fatma, S.Pt., MP

Dalam hasil penelitiannya yang berjudul “Teknologi Pengolahan Whey Dangke: Solusi Pemanfaatan Produk Samping Pengolahan Dangke”, Prof. Fatma menyoroti pentingnya pengolahan whey dangke yang saat ini menjadi perhatian utama. Selain karena jumlahnya yang melimpah, whey dangke belum dimanfaatkan secara optimal, yang berpotensi meningkatkan pendapatan peternak, khususnya dalam pengolahan dangke.

Prof. Dr. Fatma, S.Pt., MP. (Foto: Humas Unhas)

“Dangke merupakan produk olahan susu, merupakan keju lunak tanpa proses fermentasi yang menjadi makanan khas di Kabupaten Enrekang. Sedangkan Whey Dangke adalah produk samping dari proses pengolahan dangke, yaitu air yang keluar setelah proses pengolahan dangke,” jelas Prof. Fatma.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa hampir seluruh produksi susu di Enrekang diolah menjadi dangke, dan dari proses pengolahan susu menjadi dangke, sekitar 70% menghasilkan whey dangke. Diperkirakan whey dangke di Kabupaten Enrekang mencapai 1.132.200 liter/tahun atau sekitar 3.101,92 liter/hari berdasarkan Data Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2023.

Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menerapkan teknologi pengolahan whey dangke, memperdalam pemahaman tentang kandungan nutrisi, proses pengolahan yang efektif, serta teknik pemanfaatan untuk mengembangkan whey dangke menjadi produk minuman fungsional fermentasi dan Edible Film Biodegradable. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *