Garis Demarkasi Perang Kelompok Kandea Baraya Jadi Lokasi Nobar Laga Timnas U-23-Uzbekistan

Berita352 Dilihat

KABARIKA.ID, MAKASSAR–Forum Pemuda Kandea Bersatu( FPK) kelurahan Bungaeja Beru, Kecamatan Tallo, Kota Makassar,  akan menggelar,  nonton Bareng Semifinal  Piala Asia U 23, antara Timnas Indonesia melawan Uzbekistan, Senin 29 April 2024.

Nobar ini akan digelar di Poros utama jalan Kandea 3, mulai pukul 20.00 Wita di depan Masjid Nurul Hidayah.

Pada masa lalu  lokasi ini sering menjadi “Garis Demarkasi” perang kelompok.

Partai semifinal yang mempertemukan Indonesia dan Uzbekistan telah menarik perhatian seluruh penggemar bola tanah Air, karena akan menjadi penentu lolos nya Indonesia ke Babak Final Olimpiade Paris 2024.

Sejarah telah dibuat oleh Timnas U 23 Indonesia, karena di turnamen yang baru pertama kali diikuti oleh Timnas Indonesia langsung menggebrak dengan lolos ke babak semifinal lewat adu finalti, mengalahkan salah satu tim langganan Olimpiade dan Raja sepakbola Asia, Kore Selatan.

FPKB

Abdul Asis Anru, tokoh pemuda Kandea yang sekaligus ketua Forum Pemuda Kandea Bersatu ( FPKB) menggagas Nobar kali ini.

Gagasan berawal dari seringnya nobar nobar di warkop warkop seputaran Utara Kota Makasaar, saat PSM dan Timnas Indonesia bertanding.

“Kta mau bikin sesuatu yang lain. Kita mau buat Nobar di Poros Kandea. biar seluruh warga bisa menikmati pertandingan Timnas Indonesia,” kata Abdul Asis.

Menurut Abdul Asis, kalau selama ini poros Kandea penuh dengan warga untuk urusan lain lain, kali ini kita mau penuhi jalan ini dengan nonton Bareng Timnas Indonesia.

“Dan ini akan menjadi Sejarah bahwa pernah ada Nobar di jalan ini,” kata  Asis penuh semangat.

Panitia telah mempersiapkan segalanya, layar lebar  ukuran 4X6 meter, dan InFokus.

Diperkirakan akan ada ratusan warga Kandea tumpah ruah menyaksikan Timnas U23. Dan sekaligus akan menjadi saksi Sejarah lolos tidaknya sepakbola Indonesia ke Olimpiade Paris 2024.

Timnas U-23 yang prestasinya sedang menanjak.

Kawasan Pencetak Pemain Bola

Kandea merujuk pada sebuah kawasan di Wilayah Utara Kota Makassar.

Kawasan yang  sejatinya adalah sebuah nama jalan, tetapi kini orang banyak mengenal sebagai kawasan mencakup wilayah di dua kecamatan, yakni Tallo dan Bontoala.

Pada masa lalu, kawasan kandea sangat terkenal dengan keangkerannya serta kawasan kumuh dengan tingkat kriminalitas tinggi.

Orang luar akan berpikir panjang untuk masuk kawasan ini, terlebih pada malam hari.

Sopir taksi atau pengemudi minibus malam fari kampung akan berpikir keras apabila ada penumpang diantar masuk di kawasan ini, walaupun biasanya akan mendapat jaminan dari penumpang nya.

“Kalau masuknya masih aman pak, karena masih ada jaki, tapi bagemana kalsu keluar ma, kita turun? demikian biasa alasan sang Sopir taksi.

Belum lagi perang kelompok, yang kerap terjadi antara warga kampung sebelah.

Kawasan ini juga menjadi sentra perajin meubel yang sangat terkenal, apabila di Bulan Ramadhan, tiap malam kita akan mendengar bunyi palu palu dari perajin kursi, memburu rejeki, memenuhi pesanan dari berbagai kawasan.

Hampir semua meubel di daerah dan kawasan Timur Indonesia dipasok dari daerah ini.

Urusan sepakbola, tidak sedikit warga kandea juga terkenal di dunia sepakbola, pemain bahkan masuk hingga ke Timnas Indonesia dan PSM MaKassar.

Nama-nama seperti Surul Lengu, bagi Pencinta PSM tahun 80-an ,tentu sangat mengenalnya

Surul adalah Penyerang PSM yang sempat bergabung di Timnas Senior pada Piala Merdeka Games di Kuala Lumpur tahun 1984, dan menjadi pencetak Gol Bagi Timnas saat menahan Imbang Timnas Malaysia.

Kemudian Rahman Usman, penyerang PSM tahun 90-an, yang lahir dan besar di Kawasan Kandea- Baraya.

Juga ada mantan sayap kiri PSM Yunior , Yusuf, SH, Pemain seangkatan Alimuddin Usman, Hengki Siegers, Yosef Wijaya, Mustafa Umarella, yang sempat memperkuat PSM ke Piala Tugu Muda, Semarang tahun 1984. yang saat ini adalah salah seorang ketua RT di Kawasan Kandea.

Kemudian juga ada nama Asri, anak Kandea yang sempat berlaga di Paris di pagelaran Piala Danone tahun 2000, mewakili Indonesia.

Kalau kita mengenal Ansyar Rasak, Asri Rasak, Assagaf Rasak, hingga Asnawi Mangkualam, bahkan sampai Zultan Zaky, mereka keluarga pemain bola yang sangat sering ke wilayah Kandea.

Banyak kerabat pkarena banyak kerabat nya yang tinggal di kawasan ini.

Tapi Itu cerita lalu, kawasan kandea, kini telah berubah

Jalan poros kandea telah mulus, beraspal hotmix, bersih, rumah-rumah lebih tertata dengan rapi.

Setiap lorong sudah dengan lapisan paving block, nyaris tak terdengar lagi kriminalitas.

Perang kelompok tak terdengar lagi sejak tiga tahun terakhir. Perekonomian warga juga sudah mulai membaik.

Rumah-rumah lebih tertata dengan baik, banyak warga Kandea yang keluar merantau dan membangun kampung halamannya. (Chalink forever).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *