Serius Cegah Sampah Plastik ke Laut, MPRG Gelar Workshop dan FGD

Berita660 Dilihat

KABARIKA.ID, MAKASSAR–Marine Plastic Research Group (MPRG) atau Kelompok Peneliti Sampah Plastik Laut bekerja sama dengan Pokja Bank Sampah Universitas Hasanuddin menggelar Workshop dan Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Unhas Tamalanrea Makassar, Jumat (13/10/2023).

Kegiatan yang menghadirkan perwakilan Dinas Lingkungan Hidup, kepala desa, dan kelompok pengelola TPS 3R kabupaten Bone, Maros dan Pinrang ini, dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Ilmu kelautan dan Perikanan Unhas, Safruddin, S.Pi, MP, Ph.D.

Pada pembukaan kegiatan juga hadir tim Trash Trap antara lain, Prof. Dr.Eng. Tri Harianto, Dr. Ahmad Faizal, Dr. Moh. Kurnia, Wilma Moka, PhD, dan Sri Wahyuni, S. Kom, M. I. Kom.

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber dari pokja bank sampah Unhas yakni, Dr. Eng. Irwan Ridwan Rahim, Saharuddin Ridwan dan Andi Nurdianzah.

Irwan yang juga dosen di Fakultas Teknik Unhas ini memaparkan tentang sistem pengelolaan sampah di Tempat Pengolahan Sampah 3R (Reuse-Reduse_recylce) di tiga lokasi yang sudah dibangun tim trash trap Unhas.

Menurut Irwan, salah satu indikator keberhasilan program ini apabila semua sampah yang diangkut melalui trash trap yang dipasang di sungai bisa dikelola dengan baik di TPS 3R.

Sementara itu, Saharuddin Ridwan lebih banyak menekankan aspek pengelolaan sampah melalui mekanisme bank sampah.

Bank sampah menurut Sahar adalah salah satu solusi dalam pengurangan dan penanganan sampah khususnya sampah an-organik.

Sementara Andi Nurdianzah dalam materinya lebih banyak menyinggung tentang pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah.

Konsep kelembagaan menurutnya sangat penting karena lembaga yang profesional akan mampu membuat progranm ini berkelanjutan.

Selain diskusi dari hasil pemaparan narasumber, yang menarik dalam kegiatan ini adalah kunjungan ke lokasi bank sampah Unhas.

Di tempat ini, peserta mendapatkan penjelasan tentang sampah apa saja yang bernilai ekonomi dan bisa menjadi salah satu sumber penghasilan masyarakat.

Sartika, peserta kegiatan dari Pinrang mengaku senang dengan kegiatan ini. pihaknya berharap, sampah yang sudah mereka pilah dan bersihkan bisa dibeli oleh bank sampah.

Mendengar hal ini, ketua bank sampah induk Pinrang, Ali Topan mengaku siap memfasilitasi kegiatan di TPS 3R Lanrisang Pinrang dengan membeli sampah yang sudah di pilah.

Dekan FIKP Unhas, Safrudin berharap dari kegiatan ini ialah masyarakat secara mandiri mampu mengelola sampah plastik yang ada di lingkungan mereka, sehingga dapat mencegah dan mengurangi kebocoran sampah plastik ke lingkungan perairan laut.

“Kita berharap melalui kegiatan ini, masyarakat memiliki kemampuan untuk melakukan pemilahan sampah plastik di rumah sendiri dan selanjutnya membawa sampah plastik tersebut ke unit pengolahan sampah yang telah dibangun oleh tim trash trap.

Selain itu, kita berharap
Tim trash trap lokal memiliki kemampuan untuk melakukan pemilahan sampah plastik, baik sampah plastik yang terperangkap di trash trap maupun sampah plastik dari rumah tangga sekitar dan mampu memberikan edukasi secara umum kepada masyarakat mengenai pemilahan sampah plastik,” ujarnya.

Penghasil Sampah Plastik

Indonesia sebagai salah satu negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia, telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi jumlah sampah plastik.

Adanya Rencana Aksi Nasional mengenai sampah plastik yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia di tahun 2018 menjadi latar belakang berbagai upaya yang dilakukan oleh banyak pihak di Indonesia.

Salah satu lembaga yang punya kepedulian tinggi dalam mengatasi sampah plastik ke laut adalah Marine Plastic Research Group (MPRG) atau Kelompok Peneliti Sampah Plastik Laut yang beranggotakan tenaga pendidik yang berasal dari Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin.

Kegiatan trash trap ini dilakukan pada tiga lokasi, yaitu Desa Borimasunggu Kabupaten Maros, Kelurahan Lanrisang Kabupaten Pinrang dan Desa Pallime Kabupaten Bone.

Salah satu kegiatan yang diusung oleh MPRG adalah ‘Preventing River Bound Plastic Project’ atau ‘Proyek Pencegahan Kebocoran dari Sungai’.

Proyek ini bertujuan untuk mencegah masuknya sampah plastik dari daratan ke lingkungan perairan laut.

Menurut Ketua Tim Trash Trap, Dr. Shinta Werorilangi untuk mencapai tujuan kegiatan, terdapat tiga bagian utama kegiatan, yaitu membangun pemerangkap sampah di sungai, membangun unit pemilahan sampah, dan pemberdayaan masyarakat lokal untuk pengelolaan sampah plastik. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *