Jadi Penyelenggara Pemilu, Jayadi Nas: Yang Terpenting Adalah Keberanian Harus Berlipat Ganda.

Berita171 Dilihat

 

KABARIKA.ID,MAKASSAR-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (UNHAS) kembali menggelar Sharing Session Alumni bertema “Membaca Penyelenggaraan Pilgub Sulawesi Selatan Dari Masa Ke Masa”.

Kegiatan ini mulai berlangsung pukul 13.30 WITA, di Aula Prof. Syukur Abdullah, Kamis (25/4/24).

Turut hadir Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FISIP (Prof. Dr. Hasniati, S.Sos., M.Si), ketua panitia, rekan media, hingga civitas akademika.

Dalam kesempatanya, Prof. Hasniati mengungkapkan terimakasih kepada para narasumber telah bersedia hadir untuk berbagi cerita dan pengetahuan di Fisip.

“Dengan tema ‘Kembali ke Rumah Sospol’ untuk Dies tahun ini, pasti akan mengundang para alumni kita untuk bergabung dalam setiap kegiatan”, ungkap WD 1 itu.

Sementara Endang Sari, S.IP., M.Si, ketua panitia mengatakan, acara ini digelar sebagai rangkaian Dies Natalis Fisip UNHAS. Puncaknya pada tanggal 12 Mei 2024.

“Ini merupakan bagian dari Dies Natalis Fisip tahun ini. Sebelumnya kami telah menyelenggarakan kegiatan serupa yakni pandu digital bersama Kominfo dan sharing Session “perjalanan alumni menuju rumah rakyat” serta yang sementara berjalan adalah seleksi naskah untuk konfrensi internasional Hicospos, Jelas Endang, sapaanya itu.

Terdapat tiga narasumber pada kegiatan ini. Mereka adalah Hazbullah, S.SOS., M.KESOS (Ketua KPU Sulsel 2023-2028), Dr. Iqbal Latief, M.Si (Ketua KPU Sulsel 2013-2018), dan Dr. Jayadi Nas, S.SOS., MSI (Ketua KPU Sulsel 2008-2013).

Dihadapan peserta, Hazbullah mengatakan bahwa saat ini KPU Sulsel sementara proses merumuskan tema Pilkada 2024.

“Kami telah merumuskan dan mendiskusikan dengan beberapa guru besar, akademisi dan tokoh masyarakat serta budayawan terkait tema lokal pilkada yang akan kita dorong,” jelas ketua KPU Sulsel saat ini.

Dirinya mengaku telah mendorong sebuah tema yakni “Pilkada Untuk Kita”. Menurutnya, tema ini relevan dengan kondisi demokrasi Indonesia. Bahkan masyarakat memiliki peran penting dalam menyukseskan pilkada nantinya.

Sementara Iqbal, lebih menekankan bahwa calon ataupun penyelenggara pemilu dan pilkada harus berpegang pada beberapa prinsip. Diantaranya adalah memiliki integritas yang tinggi, paham dan menjalankan regulasi yang ditetapkan, bekerja sama dan memiliki jejaring sosial.

“Politik terkadang membenarkan berbagai metode, bahkan termasuk godaan terhadap penyelenggara. Jika suap tidak berhasil, upaya lain seperti godaan emosional mungkin digunakan. Oleh karena itu, integritas yang kuat sangat penting dalam konteks ini,” jelas ketua KPU periode 2013-2018 itu.

Terakhir, Jayadi Nas dalam kesempatannya mengatakan bahwa meskipun menjadi penyelenggara pemilu memiliki banyak persyaratan. Yang terpenting adalah keberanian harus berlipat ganda.

“Pemilu-pilkada tidak hanya tentang penyelenggarannya secara teknis. Yang terpenting adalah bagaimana kita memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Praktik yang salah dalam pemilu seringkali disebabkan oleh pemahaman yang keliru di kalangan masyarakat,” sambungnya.

Peserta yang hadir terlihat antusias dalam sesi diskusi dan tanya jawab. Hal ini menjadi cerminan semangat FISIP dalam terus berkontribusi bagi pembangunan dan kemajuan bangsa melalui pemahaman yang lebih baik tentang politik dan pemerintahan.

Seluruh rangkaian kegiatan yang dipandu oleh Muhammad Chaeroel Ansar, S.IP., M.SC (Dosen FISIP) berakhir pukul 16.30 WITA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *